Banyak gedung dan sarana umum yang belum ramah disabilitas, sehingga jadi kendala pelaksanaan vaksinasi massal khusus penyandang disabilitas.
DARA – Seperti di Gedung Olah Raga (GOR) KONI Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Disitu ada tangga, sehingga selama berlangsungnya vaksinasi massal, panitia harus bekerja ekstra mengarahkan anak-anak penyandang disabilitas masuk ke ruangan.
“Hal itu jadi kendala bagi kami. Diharapkan nanti fasilitas umum mudah diakses para penyandang disabilitas,” ujar Project Manager IBU Foundation, Silvia Dewi, di sela-sela pelaksanaan vaksinasi massal khusus anak-anak penyandang disabilitas dan lansia, belum lama ini.
Dijelaskan Silvia, dalam vaksinasi massal itu sebanyak 211 anak-anak penyandang disabilitas dan lanjut usia di wilayah Kecamatan Majalaya dan Cicalengka mendapat vaksinasi dosis ke dua. Dari jumlah tersebut, sebanyak 111 penyandang disabilitas menjadi peserta vaksinasi. Sisanya lansia dari dua kecamatan. Hingga saat ini, vaksinasi Covid-19 yang digelar IBU Foundation di beberapa tempat di Kabupaten Bandung, telah mencapai 2.000 peserta.
“Penyandang disabilitas dan lansia merupakan kelompok masyarakat berisiko tinggi sehingga harus dilindungi serta mendapatkan prioritas vaksinasi. Vaksinasi terhadap penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan remaja menjadi salah satu respon dari IBU Foundation,” ujarnya.
Dalam vaksinasi di Majalaya tersebut, pihaknya menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah luar biasa (SLB) di Kecamatan Majalaya dan Cicalengka serta dengan pihak pemerintahan setempat.
IBU Foundation telah menggelar vaksinasi bagi disabilitas dan lansia di lima tempat, yakni di Kecamatan Cimenyan, Cileunyi, Cibiru Wetan, Ciparay dan Majalaya.
“Selama ini masyarakat secara umum menganggap jika disabilitas adalah suatu komorbiditas (penyakit penyerta atau bawaan). Padahal, bukan penyakit dan justru mereka itu adalah kelompok yang harus dilindungi dengan mendapatkan prioritas vaksinasi. Anggapan ini bahkan dirasakan juga oleh mereka penyandang disabilitas,” kata Silvia.
“Kami terus melakukan sosialisasi melalui SLB dan komunitas. Agar mereka paham bahwa disabilitas itu bukan komorbiditas. Justru harus mendapatkan prioritas vaksinasi,” imbuhnya.
Editor: denkur