Ketika Puisi “Doa yang Ditukar” jadi Polemik

Senin, 11 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: tribunnews)

(Foto: tribunnews)

DARA |  Puisi Fadli Zon berjudul “Doa yang Ditukar” dianggap menghina para ulama. Fadli pun dituntut meminta maaf, terutama kepada KH Maimun Zubair (Mbah Moen).

Reaksi menyeruak. Sejumlah pihak angkat bicara mengkritik puisi yang dibacakan Fadli pada acara di sebuah televisi swasta itu. Salah satunya

dari Ketua Muslimat PP NU Khofifah Indar Parawansa, berharap Fadli Zon meminta maaf kepada Mbah Moen. Dia menilai puisi ‘Doa yang Ditukar’ merujuk kepada sosok ulama kharismatik itu.

“Saya berharap Bang Fadli berbesar hati untuk minta maaf,” kata Khofifah.

Tuntutan permintaan maaf juga datang dari santri se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak). “Mohon saudara Fadli Zon untuk menghentikan sikapnya atau tidak melanjutkan perbuatannya yang suka mencela kiai kami. Tuntutannya tentunya Fadli Zon kami harapkan bisa meminta maaf. Minta maaf,” kata Koordinator Aksi, Muhammad Sa’roni di lokasi aksi, Jumat (8/2).

Para santri di Kabupaten Kudus menggelar aksi protes terhadap puisi itu di Alun-alun Kudus, Jumat (8/2/2019). Sejumlah tulisan bernada memprotes Fadli Zon dibawa santri seperti ‘Mencela Ulama adalah Dosa Besar’, ‘Penjarakan Fadli Zon’, ‘Kami Bersama Kyai’, dan ‘Doa Santri untuk Kiyai’. Aksi yang diisi dengan pelantunan zikir dan selawat hingga tausiah ini menuntut permohonan maaf karena, menurut massa, Fadli telah mencela kiai.

Lalu bagaimana sikap Fadli Zon?

“Saya sudah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan nggak ada hubungannya dengan Mbah Maimoen. Saya kira bagi mereka yang memahami puisi, itu sangat jelas. Bahkan, dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa, Mbah Maimoen kan bukan penguasa,” ujarnya.

“Jadi jangan dipolitisir, jangan digoreng maupun dipelintir. Nggak ada sama sekali, saya mengenal beliau adalah ulama yang baik, ulama yang humble, ulama yang arif,” imbuh Fadli.

Fadli menegaskan puisi ‘Doa yang Ditukar’ tak ditujukan kepada KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. “Saya sudah menyatakan waktu menjawab Menteri Agama juga bahwa itu sama sekali bukan untuk Pak Kiai Maimun Zubair, Mbah Moen. Tidak ada dan tidak ada sedikit pun indikasi ke sana,” kata Fadli Zon.

Menurutnya, puisi’Doa yang Ditukar’ ditujukan kepada penguasa. Fadli tak memerinci penguasa siapa yang dimaksud, tetapi jelas menurutnya penguasa itu bukan Mbah Moen.

“Ada orang yang berusaha mempolitisasi. Coba saja baca puisinya, di mana menghinanya? Tidak ada. Kalau sekarang mau kita pakai kajian puisi, pakai ‘kau’ itu siapa, itu kan di bawah (puisi) juga sudah saya jelaskan, ‘kau’ itu penguasa. Memang Pak Kiai Maimun Zubair penguasa? Kan bukan. Jadi yang membegal siapa? Ya penguasa,” ujar Fadli.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Ada Pergub Baru yang Perketat Aturan ASN Kawin Lagi, atau Cerai
Empat RUU Masuk Prolegnas Prioritas 2025, DPD RI Akan Kawal Terus
Kapolri Ingin Kembangkan Direktorat PPA-PPO hingga Polda-Polres, Dukung Perlindungan Perempuan dan Anak
Rajin Gunakan MyPertamina, Konsumen Ini Menangkan Paket Haji Furoda
Hari Desa Nasional 2025, Sejumlah Menteri Bacakan Deklarasi Subang
Menteri Luar Negeri Sugiono Sebut Gedung Merdeka Bandung harus Diperbaiki
Yuk Kenali Lagi Pangkalan Resmi LPG 3Kg Pertamina, Kualitas Terjamin dan Harga Sesuai HET
Kekerasan Seksual Menggila, Dr Siti Ma’rifah Sarankan Begini
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 17 Januari 2025 - 19:49 WIB

Ada Pergub Baru yang Perketat Aturan ASN Kawin Lagi, atau Cerai

Rabu, 15 Januari 2025 - 22:01 WIB

Empat RUU Masuk Prolegnas Prioritas 2025, DPD RI Akan Kawal Terus

Rabu, 15 Januari 2025 - 21:57 WIB

Kapolri Ingin Kembangkan Direktorat PPA-PPO hingga Polda-Polres, Dukung Perlindungan Perempuan dan Anak

Rabu, 15 Januari 2025 - 19:36 WIB

Rajin Gunakan MyPertamina, Konsumen Ini Menangkan Paket Haji Furoda

Selasa, 14 Januari 2025 - 20:43 WIB

Hari Desa Nasional 2025, Sejumlah Menteri Bacakan Deklarasi Subang

Berita Terbaru