Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kabupaten Bandung Barat (PWRI KBB), Megahari Pujiharto menyoroti kondisi kekinian di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
DARA | Menurut Mega, pada satu sisi, Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan menyatakan jika APBD KBB saat ini sedang devisit hingga mencapai Rp500 miliar lebih.
Namun, yang mengherankan kegiatan di perangkat daerah dan dewan berjalan terus. Tentunya kegiatan yang membutuhkan anggaran juga.
“Banyak proyek yang tidak ada keberpihakan ke masyarakat, justru malah dilaksanakan. Seperti alun-alun KBB dan alun-alun Cililin yang katanya sumber dananya dari propinsi, eh kenyataannya dari APBD kita,” ujar Megahari, disela-sela Acara Halal bi Halal/ Silaturahmi PWRI KBB di Aula HBS, Jumat (19/5/2023).
Selain itu, Megahari menyesalkan penentuan lokasi alun-alun KBB yang menurutnya kurang tepat berada di lokasi sekarang.
Lumrahnya, posisi alun-alun itu berada di dekat mesjid dan depan Pemda. “Ini malah disamping, kurang pas itu. Kesannya sih dipaksakan. Sayang banget,” ujarnya.
Ia juga menyoroti gejolak di internal Aparatur Sipil Negara (ASN), pasca rotasi, mutasi dan promosi beberapa waktu lalu.
Betapa tidak, saat promosi jabatan tersebut ada diantaranya ASN berpangkat 3 C diangkat jadi eselon 3 B. Sementara bawahannya, bergolongan 4 A.
Atau seorang camat bergolongan 3 D, namun sekretaris camat (sekcam) 4 A.
“Ini kan jadi persoalan, walau bagaimanapun kondisi lingkungan kerja bisa membuat tidak nyaman. Justru yang jadi pertanyaan saya, apakah waktu rotasi, mutasi dan promosi ini TPK (Tim Penilai Kinerja) dilibatkan,” ujarnya.
Jika melibatkan TPK, Megahari berpendapat ketimpangan urusan rotasi, mutasi dan promosi ini tidak terjadi. Karena walau bagaimanapun, TPK yang terdiri dari birokrat inipun dipastikan sangat memahami tentang urusan tersebut.
Munculnya isu transaksional jabatan, kemungkinan karena adanya ketimpangan dalam rotasi, mutasi dan promosi ini.
“Kondisi itulah yang bisa membuat di antara ASN tidak kondusif dana malah saling curiga,” katanya.
Editor: denkur