Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Muprovlub) Kadin Jabar, beberapa waktu lalu, illegal. Terpilihnya Cucu Sutara pun adalah sebuah kudeta. Begitu kata Ketua Umum Kadin Tatan Pria Sudjana.
DARA | BANDUNG – Musprovlub itu, kata Tatan, tidak sesuai AD/ART. Ironisnya lag peserta musprovlub adalah mereka yang sudah diberhentikan dari kepengurusan Kadin Jabar.
Tatan tegas mengatakan, Muprovlub melanggar pasal 26 AD. “Dalam pasal tersebut disebutkan, musprovlub diselenggarakan untuk meminta pertanggungjawaban dewan pengurus mengenai pelanggaran-pelanggaran prinsip atas AD/ART dan atau penyelewengan keuangan dan perbendaharaan organisasi oleh dewan pengurus, ” ujar Tantan dalam keterangan persnya yang diterima redaksi, Jumat (11/9/2020).
Tantan mempertanyakan pelanggaran yang menjadi dasar penyelenggaraan Muprovlub di Purwakarta itu.
“Apa kesalahan dan penyelewengan yang dilaukan Dewan Pengurus Kadin Jabar? Selama ini organisasi berjalan dengan baik sesuai dengan AD/ART,” jelasnya.
Menurut Tatan, penyelenggara Muprovlub bukanlah Kadin Jabar, tapi oknum-oknum pengurus yang telah diberhentikan dan beberapa Kadinda yang dibekukan.
“Kami tidak mengakui Muprovlub yang digelar di Purwakarta. Itu ilegal. Bagaimana mungkin Muprovlub dilaksanakan oleh anggota yang diberhentikan dan dibekukan,” jelasnya.
Tatan menjelaskan, polemik yang terjadi di Kadin Jabar diciptakan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Cucu Sutara.
Cucu disebut Tatan menggerakkan Kadinda untuk menggulingkan dirinya sebagai Ketua Umum Kadin Jabar.
Cucu sendiri telah diberhentikan sebelum penyelenggaraan Muprovlub.
Ketum Kadin hasil Musyawarah Provinsi di Cirebon ini mengungkapkan, awal mula terjadinya riak organisasi setelah ia mengadukan seorang pengurus Kadin Provinsi ke kepolisian karena melakukan pencemaran nama baik.
Dari hasil pemeriksaan terungkaplah bahwa telah terjadi
pembusukan terhadap pribadinya selaku Ketua Kadin Jabar oleh beberapa oknum yang sekarang telah diberhentikan.
“Jadi ini karena masalah pribadi oknum tersebut yang kemudian menyeret Kadin Jabar. Ini sungguh ironis. Saat Kadin Jabar membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19, terjadi kegaduhan dan polemik yang kontra produktif terhadap pemulihan ekonomi,” ujar Tatan Pria Sudjana.***