Keunggulan Wartawan Penting dalam Penanggulangan Bencana

Rabu, 10 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: BNPB

Foto: BNPB

DARA | MAKASSAR – Keunggulan wartawan dalam menyampaikan berita sebagai pengganda informasi untuk masyarakat menjadi konsentrasi penting dalam penanggulangan bencana. Selain itu media atau wartawan merupakan bagian dari Pentahelix.

Hal tersebut terungkap dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Wartawan dalam Penanggulangan Bencana di Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa –Kamis (9-11/7/2019). Kepala bidang Humas BNPB, Rita Rosita S, menyebutkan, kegiatan tahunan Humas BNPB ini untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan wartawan dalam penanggulangan bencana baik pra, saat, maupun pasca bencana.

“Selain itu, juga untuk Serta meningkatkan keterampilan dasar tematik yang berguna dalam peliputan berita,” kata Rita, dilansir bnpb.go.id.

Kegiatan yang bertema Kita Berbagi Kita Mengedukasi Kita Siaga ini lanjut Rita, merupakan sinergi dengan media untuk membangun kesiapsiagaan bersama menghadapi bencana, khususnya di Sulsel. Turut serta dalam Bimtek kali ini 55 peserta wartawan yang bergabung dalam PWI, AJI, IJTI, dan PFI, serta perwakilan biro humas dan protokol provinsi serta BPBD.

Salah seorang pemateri, Adek Berry, saat menyampaikan materinya, mengakui, saat bekerja di lapangan wartawan mengalami kelelahan yang menyebabkan emosi, tidak konsenterasi, terutama saat memotret bencana. “Jangan menanggalkan momen, karena momen bencana itu bisa menjadi sejarah. Kita harus tahu batas kemampuan kita. Jika tidak, akan menjadi trauma bencana untuk diri kita. Selain itu, Peralatan yg selalu ready.”

Menurut wartawan senior AEP ini, media memiliki peran penting dalam setiap tingkatan bencana. Media mainstream di Indonesia masih cenderung memberitakan bencana sebagai “peristiwa”. “Idealnya media lebih berperan dalam literasi kebencanaan dan mendorong kesiapsiagaan.”

Pemateri lain, Ahmad Arif, jurnalis Kompas,  mendefinisikan praktik pengurangan risiko bencana ke perspektif wartawan. Menurut dia, ingatan masyarakat itu pendek.

“Momentum wartawan, untuk mewacanakan kembali tulisan atau berita mengenai bangunan tahan gempa atau potensi bencana di Indonesia agar masyarakat siap kembali menghadapi bencana” katanya.***

Editor: Ayi Kusmawan

 

Berita Terkait

Tim PWI Tinjau Cepat Lokasi Rumah Subsidi Wartawan, Ketua Umum PWI Apresiasi Komitmen Pemerintah
Nyaman dan Aman: Solusi Praktis Pakaian Dalam Sekaligus Atasan bagi Pra Remaja dari UNIQLO
Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI
PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi untuk Wartawan, Tak Ganggu Independensi Pers
KAI DAOP 5 Serap Ribuan Tenaga Kerja Kontrak
Diterpa Isu Pembekuan, PWI Jabar Tetap Solid Dukung KLB
Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung
Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 18:38 WIB

Nyaman dan Aman: Solusi Praktis Pakaian Dalam Sekaligus Atasan bagi Pra Remaja dari UNIQLO

Kamis, 17 April 2025 - 13:51 WIB

Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI

Rabu, 16 April 2025 - 19:17 WIB

PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi untuk Wartawan, Tak Ganggu Independensi Pers

Rabu, 16 April 2025 - 14:17 WIB

KAI DAOP 5 Serap Ribuan Tenaga Kerja Kontrak

Minggu, 13 April 2025 - 05:35 WIB

Diterpa Isu Pembekuan, PWI Jabar Tetap Solid Dukung KLB

Berita Terbaru