Kiai Maman mengatakan bahwa Idul Fitri artinya adalah kembali ke fitrah kemanusiaan. Fitrah kemanusiaan mengacu pada tiga nilai utama, yaitu keimanan, kebaikan, dan keindahan.
DARA| MAJALENGKA- Wakil Sekertaris Dewan Syura DPP PKB, KH. Maman Imanulhaq, menjelaskan bahwa kemenangan pada Idul Fitri terletak pada tiga hal. Pertama adalah kesucian diri sehingga tidak ada iri dengki, penyebaran hoaks, dan tidak ada perilaku radikalisme.
Kiai Maman mengatakan bahwa orang yang hatinya suci maka akan selalu mencintai sesama manusia dan negerinya.
“Kemenangan pada Idul Fitri sesungguhnya terletak pada kemampuan kita untuk meraih kebahagiaan dan kebahagiaan itu bisa dicapai atas tiga hal yang pertama adalah tazkiyatun nafsi kesucian diri tidak boleh ada iri dengki, tidak boleh ada dendam, tidak boleh ada penyebaran hoaks, tidak boleh ada fitnah, tidak boleh ada upaya merancang perilaku radikalisme atau terorisme. Karena orang yang hatinya suci dia akan selalu mencintai sesama dan mencintai negeri,” kata Pengasuh Ponpes Al-Mizan Jatiwangi Majalengka ini dalam keterangannya, Rabu (12/5).
Kedua, kemenangan di Idul Fitri bisa dicapai dengan banyak menyebut nama Allah SWT. Menurutnya, dalam situasi pandemi seperti ini, memakai masker tak hanya menghindarkan virus tapi juga menghindarkan kita pada ucapan-ucapan yang buruk.
“Yang kedua kebahagiaan itu dicapai kemenangan itu dicapai dengan dzikir banyak menyebut nama Allah. Ini sebenarnya momentum penting ketika kita memakai masker kita menutup mulut kita untuk tidak berbohong, tidak memprovokasi, menyebarkan hoaks, dan juga mengumbar janji yang tidak akan bisa dipenuhi,” kata anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Poin ketiga untuk meraih kemenangan adalah dengan shalat. Kiai Maman mengatakan bahwa orang yang shalat akan dijauhkan dari nilai-nilai kejelakan.
“Poin ketiga kita melakukan shalat. Shalat itu menjadi inti utama dalam ajaran Islam dimana orang yang melakukan salat dia akan dijauhkan dari nilai-nilai fahsya dan munkar nilai-nilai kejelekan. Maka orang yang salat dia tidak akan berani memaki memfitnah saudaranya sendiri, dia akan selalu menciptakan nilai-nilai kedamaian dan keselamatan,” jelasnya.
Kiai Maman mengatakan bahwa Idul Fitri artinya adalah kembali ke fitrah kemanusiaan. Fitrah kemanusiaan mengacu pada tiga nilai utama, yaitu keimanan, kebaikan, dan keindahan.
“Idul Fitri itu memiliki arti kembali ke fitrah kemanusiaan. Fitrah kemanusiaan mengacu pada tiga nilai utama. Yang pertama keimanan, yang kedua kebaikan, yang ketiga adalah keindahan,” sebutnya.
Kiai Maman mengatakan bahwa Idu Fitri kali ini harus saling memberikan rasa aman pada diri sendiri dan juga orang lain, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, kebaikan yang diharapkan saat ini adalah tidak menyebarnya Covid-19.
Kiai Maman mengatakan bahwa Idul Fitri artinya adalah kembali ke fitrah kemanusiaan.
“Maka konteks Idul Fitri tahun ini kita memaknainya agar nilai-nilai keimanan kita diletakkan pada konteks memberikan rasa aman maupun kepada diri kita atau orang lain. Caranya adalah dengan memakai masker, menjaga jarak, dan juga selalu mencuci tangan. Itu lah sesungguhnya hakekat Idul Fitri kalau kita memiliki pemahaman keimanan yang menciptakan rasa aman maka itu terjadi kebaikan di tengah masyarakat. Kebaikan yang diharapkan pada saat ini adalah tidak menyebarnya Covid-19,” katanya.
Menurutnya, keindahan Idul Fitri tidak harus dengan kerumunan atau pertemuan tapi persaudaraan. Kiai Maman mengajak umat Islam untuk bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati Idul Fitri.
“Tentu kita lihat nilai-nilai kebaikan itu yang akan menjadi prinsip utama kita Idul Fitri. Kita masih diberi umur dan kesempatan untuk menikmati Idul Fitri walau dengan keterbatasan dan dengan itu lah keindahan terletak pada nilai kerumunan atau pertemuan tapi pada hakekat kebersamaan dan persaudaraan,” ujarnya.
Editor : Maji