Kisah akhir pekan kali ini datang dari Bengkulu. Seorang pengantin wanita menangis di malam pertamanya. Bahagiakah? Ternyata..eh ternyata….. simak kisahnya!!
Peristiwanya terjadi di Desa Bukit Makmur Kecamatan Pinang Raya Kabupaten Bengkul Utara, Bengkulu. Seorang pengantin wanita, sebut saja namanya Rembulan dikisahkan menikah dengan seseorang, panggil saja namanya Matahari. Keduanya sudah berjanji membangun mahligai rumahtangga dengan segala keharmonisan dan kasih sayangnya.
Hari pernikahan pun digelar. Sah.. sudah, Rembulan dan Matahari menikah. Namun, baru sebatas hajatan akad nikah. Resepsinya belakangan, katanya.
Tapi, apa yang terjadi di malam pengantin? Rembulan tiba-tiba saja menangis. Orang sekilas menganggap itu tangisa kehabagaiaan yang lumrah terjadi pada pasangan pengantin baru. Namun, itu ternyata tidak begitu bagi Rembulan. Ada sesuatu yang sesak di napas Rembulan di malam yang kata orang-orang malam yang indah itu.
Rembulan menangis karena ternyata..eh ternyata, diketahui bahwa Matahari sang suami yang baru menikahinya itu adalah seorang perempuan juga. Penampilannya memang layaknya seorang laki-laki, itu makanya Rembulan tidak menaruh curiga. Tapi di malam pertama itulah diketahui suaminya adalah seorang perempuan.
Selanjutnya Rembulan pun bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang jelas pesta pernikahan yang sudah disiapkan, batal. Padahal, sudah buat kartu undangan. Namun, bersyukur masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua keluarga telah bertemu dan saling memaafkan.
Lalu, apakah pernikahan antara Rembulan dan Matahari itu sah?
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid menegaskan pernikahan itu tidak sah. “Kalau pernikahannya sesama jenis ya pernikahannya tidak sah,” kata Zainut dikutip dari detikcom, Jumat kemarin (6/3/2020).
Zainut menegaskan syarat sah perkawinan harus pasangan pria dan wanita.***