DARA | JATENG – Mbah Pani menjalani ritual tapa pendhem. Ia dikubur hidup-hidup selama lima hari lima malam. Lokasi liang kuburnya di dalam dapur rumahnya di Desa Bendar RT 3/RW 1 Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Kemarin, Jumat (21/9/2019) Mbah Pani diangkat dari liang kuburnya dan ia terlihat sehat-sehat saja, meski memang tanpa pucat dan letih. Kini Mbah Pani sedang dalam perawatan dan mendapat pendampingan dari tim medis, puskesmas setekapat.
Pertanyaannya, apa yang dilakukan Mbah Pani di dalam kuburnya? Dikutip dari detikcom, pada pusara kubur tempat Mbah Pani bertapa, terdapat sebanyak dua lubang yang terbuat dari pipa paralon. Dari lubang berdiameter sekitar 5 sentimeter itulah Mbah Pani dapat bernafas sekaligus berkomunikasi.
Salah satu lubang diberi tali tampar. Tali tersebut yang ditalikan di tangan Mbah Pani, sisi lain dari tali tersebut sengaja dikeluarkan dari liang kubur. Fungsinya ketika Mbah Pani hendak berkomunikasi, tali itulah yang menjadi tanda agar keluarga mendekat pada lubang tersebut.
“Ini talinya langsung kebawah, langsung tertali di tangan Mbah Pani. Kita gak berani narik tali ini, tapi Mbah Pani yang narik dari bawah buat kode kalau mau berkomunikasi,” kata Sri, istri Mbah Pani.
Keluarga secara bergantian menunggui Mbah Pani, mulai dari sang istri, anak, menantu sampai para keponakan Mbah Pani. Selama 24 jam mereka secara bergantian menunggui Mbah Pani.
“Agar sewaktu-waktu ketika Mbah Pani hendak berkomunikasi bisa kita menanggapi. Ini kita gak berani narik talinya, khawatirnya mengganggu tapi ketika tali ini ditarik dari dalam kita juga harus langsung mendekatkan kuping ke lubang buat mendengarkan, bicaranya juga dari lubang,” ujarnya.***
Editor: denkur/sumber: detikcom