Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Mohamad Luthfi dianggap gagal memanejerial organisasi partainya, sehingga menjadikan di internal PKB tidak kondusif dan terkotak-kotakan.
DARA | CIREBON – Saat dikonfirmasi lewat selulernya, Luthfi enggan berkomentar. Begitu juga, saat ditemui usai menerima audiensi salah satu LSM di DPRD Kabupaten Cirebon, Luthfi tidak menanggapi pertanyaan wartawan mengenai kritikan-kritikan pedas dari para kader PKB sebelumnya. “Saya no coment dulu lah,” kata Luthfi singkat.
Sementara itu, diakui Wakil Sekretaris DPC PKB Kabupaten Cirebon, Khotibul Umam, sebagai politisi Mohamad Luthfi memang andal. Bahkan, mampu memenangkan PKB di daerahnya hingga perolehan kursi di legislatif mendominasi.
“Luthfi mampu memenuhi perannya sebagai politisi. Tapi sebagai seorang manejerial Ketua DPC PKB, ia gagal. Tidak mampu menyelesaikan beberapa persoalan di internal, sehingga ada kesan, PKB hanya dimiliki satu dua orang yang ada di lingkaran Luthfi saja,” ujar Umam.
Bahkan, kata Umam, peranan pengurus di struktural DPC PKB Kabupaten Cirebon yang lainnya, kemudian dewan syuro dan ketua yang lainnya tidak pernah dilibatkan oleh Luthfi.
“Kemudian SK-nya Luthfi per 31 Juli kemarin habis. Semestinya tidak boleh ada perpanjangan yang dilakukan melalui pleno DPC atau ditunjuk oleh DPC,” kata Umam.
Jika mengikuti prosedur aturan yang berlaku di partai, lanjutnya, ketika SK itu habis, seharusnya dari DPW atau DPP PKB yang turun untuk melakukan memperpanjang SK yang bersangkutan, tidak menunjuk seseorang yang di DPC atau siapapun seperti yang terjadi di DPC partainya sekarang ini.
“Sekarang kan Luthfinya tidak begitu aktf di DPC. Tapi konon katanya ketua DPC diserahkan kepada Saudara Kasja, dengan ditunjuk langsung oleh DPC,” kata Umam.
Umam mengaku, selama Luthfi memimpin, DPC PKB Kabupaten Cirebon tidak pernah melakukan kegiatan rapat, pleno pengurus atau pengurus harian, dan rapat yang melibatkan jajaran DPAC PKB.
“Jadi saya pikir Luthfi gagal dalam menyusun organisasi, memanej partai, yakni DPC PKB. Tapi sebagai politisi dia sukses. Karena sampai hari ini belum ada lawan dalam permainan politik dia,” ungkapnya.
Sebagai kader PKB, Umam pun berharap agar partainya ke depan bisa dibenahi manejemennya, sehingga tidak terkesan dimiliki oleh satu dua orang saja. Karrna kata dia, PKB koleltif kolegial milik semua kader dan struktural partainya.
“Jadi ya memang benar, kesan dilihat dari dalam ada kotak-kotak jelas. Karena tadi, PKB hanya dimiliki satu dua orangnya Luthfi saja. Yang lain tidak pernah dilibatkan dan tidak tahu persoalan di DPC,” ujar Umam.
Diberitakan sebelumnya, para kader PKB seperti Sofi Shofiyullah, kader senior PKB sekaligus orang yang membawa Luthfi duduk di DPC PKB, Toto Sumlang, serta pengurus PAC PKB Sedong menilai Luthfi gagal dalam memimpin PKB.
Mereka menganggap, kondisi PKB tidak kondusif dan terpecah belah. Bahkan, masa kepemimpinan Luthfi di PKB Kabupaten Cirebon adalah rezim terburuk.***
Editor: denkur