Koalisi Ayam Sejahtera Desak Pemerintah dan Pengusaha Serius Tangani Resistensi Antimikroba

Senin, 28 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Koalisi Ayam Sejahtera mendesak pemerintah dan dunia usaha untuk serius mengendalikan resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) pada industri peternakan ayam.


DARA | Mereka mengajak warga untuk menandatangani deklarasi yang mendukung ‘Gerakan Ayam Sejahtera Agar Konsumen Aman, Terhindar dari Resistensi Antimikroba’.

Aksi yang diikuti sekitar 110 ibu-ibu, kaum muda dan kelompok lainnya itu dilaksanakan di Car Free Day, kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu pagi, 27 November 2022.

“Kami mendorong penanggulangan AMR dengan komitmen bersama kesejahteraan hewan ternak yang baik atau Better Chicken Commitment/BCC, ” kata Manajer World Animal Protection (WAP) Indonesia, Rully Prayoga membacakan pernyataan sikap bersama.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan ada 1,2 juta kematian di Indonesia akibat antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu.

Koalisi Ayam Sejahtera merupakan komunitas yang beranggotakan WAP, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Animal Friends Jogja, Animal Don’t Speak Human, SKN, dan kelompok relawan lainnya.

Aksi ini dilakukan untuk memperingati Pekan Kesadaran Resistensi Antimikroba Sedunia setiap tanggal 18-24 November. WHO menetapkan peringatan tahun ini temanya adalah “Bersama Mencegah Resistensi Antimikroba.”

Rully Prayoga menegaskan pentingnya peningkatan pengawasan penggunaan antibiotik di peternakan. “Sebagai upaya pencegahan agar tidak semakin banyak masyarakat yang mengalami resisten antimikroba,” kata Rully dalam siaran pers-nya, Senin (28/11/2022).

Indonesia merupakan negara dengan populasi unggas terbesar ketiga di dunia.

Berdasarkan temuan WAP, 13.000 ton antibiotik digunakan oleh sektor peternakan di seluruh dunia. Jumlah 13 ribu ton tersebut lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan oleh manusia.

“Koalisi Ayam Sejahtera mendorong terbentuknya standar kesejahteraan ayam broiler dan petelur di Indonesia yang lebih tinggi dengan mengadopsi standar global FARM BCC dan menerapkan sistem bebas kandang baterai-khususnya untuk ayam petelur. Peningkatan kesejahteraan bersama dengan pengawasan ketat atas penggunaan antibiotika juga diharapkan dapat menghentikan praktik penggunaan antibiotik berlebih dalam peternakan,” tulis Animal Friends Jogja dalam pernyataannya.

Animal Dont Speak Human menyatakan bahwa banyaknya penggunaan antibiotik di sektor peternakan merupakan indikator yang menggambarkan parahnya pemenuhan standar kesejahteraan hewan oleh peternak terhadap ayam yang berada di fasilitasnya.

“Jika pemenuhan kesejahteraan hewan dilakukan dengan standar yang tinggi, maka ayam tidak mudah sakit dan dengan demikian peternak tidak perlu memberikan antibiotik berlebihan kepada ayam-ayamnya. Lebih lanjut, pengawasan terhadap peredaran antibiotik perlu untuk diawasi secara ketat karena banyaknya temuan di lapangan bahwa antibiotik dapat dengan mudah dibeli di tempat perbelanjaan virtual,” ujar Animal Dont Speak Human.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menegaskan bahwa ayam yang sejahtera adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan aspek keamanan pangan yang merupakan hak asasi masyarakat konsumen. Oleh karena itu, YLKI meminta agar pemerintah dan peternak ayam menjamin bahwa yang didistribusikan pada konsumen adalah daging ayam broiler yang sehat dan sejahtera yang menjadi prasyarat untuk mewujudkan keamanan produk daging ayam tersebut.

Daging ayam merupakan produk pangan yang sangat penting untuk memasok kebutuhan protein hewani. Jangan sampai daging ayam yang dikonsumsi masyarakat atau konsumen tercemar AMR, yang merupakan ekses dari ayam yang diternakkan secara yang tidak sehat dan sejahtera.

Ancaman terhadap AMR terlihat dari hasil riset yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) dan World Animal Protection (WAP) pada tahun 2020.

Riset ini menemukan sampel daging ayam potong yang tercemar bakteri kebal antibiotik yang kebal terhadap hampir empat jenis antibiotik yang sangat penting bagi manusia menurut WHO, yaitu kolistin, meropenem, ciprofloxacin dan sulfamethoxazole.

Diduga sampel tersebut berasal dari peternakan yang menggunakan antibiotik secara masif dan tata laksana kesejahteraan hewan yang sangat rendah.

Editor: denkur

Berita Terkait

Pertamina Patra Niaga Regional JBB Atasi Kebocoran Pipa BBM
Jelang Pilkada Serentak 2024, Kapolri Ajak Masyarakat Jadi Pemilih yang Berintegritas
Kodam Jaya Siap BKO Pam TPS di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya dalam Pengamanan Pilkada Serentak
Menpar Undang Investor UEA Perbanyak Investasi di Sektor Pariwisata RI
Nono Sampono: Munas KORMI Jadi Momentum Strategis untuk Meningkatkan Olahraga di Indonesia
Pengamanan Nataru Libatkan 141.443 Personel
Kemenpar Ajukan Tambahan Pagu Anggaran 2025 Sebesar Rp2,25 triliun
Natal dan Tahun Baru, Menag Tekankan Pentingnya Menciptakan Suasana Tenang dan Damai
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 16:41 WIB

Jelang Pilkada Serentak 2024, Kapolri Ajak Masyarakat Jadi Pemilih yang Berintegritas

Senin, 25 November 2024 - 12:36 WIB

Kodam Jaya Siap BKO Pam TPS di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya dalam Pengamanan Pilkada Serentak

Minggu, 24 November 2024 - 14:49 WIB

Menpar Undang Investor UEA Perbanyak Investasi di Sektor Pariwisata RI

Minggu, 24 November 2024 - 14:44 WIB

Nono Sampono: Munas KORMI Jadi Momentum Strategis untuk Meningkatkan Olahraga di Indonesia

Sabtu, 23 November 2024 - 18:35 WIB

Pengamanan Nataru Libatkan 141.443 Personel

Berita Terbaru