Rocky Gerung berpendapat, semestinya Fadjroel Rachman bisa memahami efek buruk dari rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.
DARA- Akademisi Rocky Gerung mengomentari kosakata ‘putar otak’ yang dilontarkan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman guna merespons rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.
Menurutnya, penggunaan kosakata ‘putar otak’ menunjukkan bahwa Fadjroel Rachman itu bukan sosok yang diplomatis.
“Hal itu menunjukkan kalau Fadjroel Rachman itu nggak bisa menunjukkan kosakata yang sifatnya diplomasi,” tutur Rocky Gerung dikutip dari laman youtubenya, Jumat (1/10/2021).
Rocky Gerung juga menyebut, penggunaan kosakata ‘putar otak’ dapat memberikan kesan ketakutan Presiden Jokowi kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membela Novel Baswedan.
“Putar otak itu artinya mengakali. Berarti pak Jokowi takut sama BEM yang membela Novel Baswedan,” tegasnya.
Rocky Gerung berpendapat, semestinya Fadjroel Rachman bisa memahami efek buruk dari rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.
“Fadjroel Rachman itu harus mengerti jika keinginan Jokowi soal pemindahan ASN KPK ke ASN Polri itu justru merusak reputasi Polri. Pemindahan ASN KPK ke ASN Polri membuat standar Polri seakan-akan tidak memerlukan Tes Wawasan Kebangsaan,” ungkapnya.
Terkait semua itu, Rocky Gerung menilai, Fadjroel Rachman tak pantas menjadi Juru Bicara Presiden, sebab ia selalu memberikan pernyataan yang keliru.
“Selama jadi Jubir Presiden, Fadjroel Rachman ngocehnya selalu salah melulu. Dia itu selalu berbicara tanpa poin,” tandasnya.
Selanjutnya, Rocky Gerung meminta Presiden Jokowi untuk memerintahkan Fadjroel Rachman segera berkemas dan meninggalkan Indonesia untuk menjadi duta besar Kazakhstan.
“Pak Jokowi harus segera suruh Fadjroel Rachman berkemas supaya pergi menjadi Dubes,” tandasnya.
Editor : Maji