Sebanyak 600 warga penyandang difabel asal Kabupaten Bandung, menjadi sasaran vaksinasi, digelar Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD) di Dome Bale Rame, Soreang, Sabtu (7/8/2021).
DARA – Wabup Bandung Sahrul Gunawan mengatakan, ini wujud kepedulian komunitas akademisi terhadap kesehatan masyarakat, sekaligus bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam penanggulangan pandemi saat ini.
Vaksin, tutur wabup, bukanlah obat untuk menyembuhkan Covid-19. Melainkan tindakan untuk mencegah agar tidak mengalami gejala covid berat, dan menurunkan angka kematian yang diakibatkannya.
“Yang lebih penting lagi, yaitu membentuk kekebalan kelompok atau ‘herd immunity’ serta meminimalisir dampak ekonomi dan sosial akibat penyebaran Covid-19,” tutur wabup.
Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik terhadap Covid-19, kata Sahrul Gunawan, maka aktivitas masyarakat bisa berjalan seperti sediakala.
Namun demikian, imbuh Sahrul, walaupun masyarakat telah mendapatkan vaksin, kedisiplinan dalam menjaga dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dipertahankan.
“Sudah divaksin bukan berarti tidak mempan terhadap covid, melainkan mempercepat penyembuhan saat kita terpapar. Jadi tetaplah disiplin jalankan prokes,” ajak Sahrul Gunawan.
Ketercapaian 80% vaksinasi bagi warga Kabupaten Bandung, lanjutnya, bergantung pada tiga komponen, yaitu vaksinator atau tenaga kesehatan (nakes), sasaran vaksinasi dan ketersediaan vaksin itu sendiri.
Untuk penyediaan vaksinator, Pemkab Bandung telah membuka perekrutan Relawan Bedas (Bekerja Dengan Ikhlas). Masyarakat umum sebagai sasaran vaksinasi, juga menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mendapatkan vaksin.
“Sangat dimaklumi, karena seluruh masyarakat pastinya ingin situasi pandemi ini cepat berakhir. Untuk itu saya atas nama Pemkab Bandung memohon kepada pemerintah pusat agar vaksin secepatnya dapat didistribusikan ke daerah secara proporsional,” harap Sahrul.
Gubernur Ridwan Kamil menjelaskan, saat ini pelaksanaan vaksinasi di Jabar sudah mencapai sekitar 150 ribu per hari, dan merupakan jumlah vaksinasi harian kedua tertinggi di Indonesia.
Akan tetapi karena target vaksinasi sebanyak 37 juta jiwa dari total sekitar 50 juta penduduk Jabar, kata gubernur, jumlah 150 ribu vaksinasi per hari tetap masih kurang.
“Itu tantangan terbesar, Jawa Barat harus menyuntikkan setengah juta vaksin per hari, dan membutuhkan 15 juta dosis vaksin per bulan. Saya yakin kalau semua bergerak seperti IKA UNPAD, menjadi kepanitiaan dalam memobilisasi warga, kita akan bisa mewujudkannya,” tutur gubernur.
Sebanyak 120 ribu dosis vaksin, terang Ridwan Kamil, telah disiapkan Pemprov Jabar untuk menyelesaikan vaksinasi bagi kaum difabel usia di atas 18 tahun. Pihaknya juga akan memperluas dengan sasaran anak-anak di atas 12 tahun.
“Kalau kuota vaksinnya masih ada, barengan saja dengan keluarganya. Sehingga kita bisa mempercepat 100% persen vaksinasi bagi warga difabel di Jawa Barat,” terang Kang Emil, sapaan akrab gubernur.
Kondisi keterisian tempat tidur isolasi covid-19, atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jabar, lanjut Kang Emil, sudah menurun di kisaran 45%. Ketersediaan oksigen juga sudah terkendali.
Ia menyatakan, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jabar bisa dikatakan berhasil menurunkan tingkat epidemiologi.
“Tinggal menjalankan ekonominya. Kami sudah menyampaikan ke pusat, mohon ada kelonggaran. Restoran, cafe itu bisa dibuka 10 sampai 25 %, ini tengah kami perjuangkan. Kita tunggu keputusan dari pusat Senin besok,” pungkas Kang Emil.***
Editor: denkur