DARA | PAPUA – Konflik bersenjata Nduga, Papua, masih berlangsung. 182 orang tewas di pengungsian. “Ini bencana besar, tapi Jakarta “tenang-tenang saja”,” ujar John Jonga, salah seorang anggota Tim Kemanusiaan, sebuah organisasi yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Nduga.
Menurut John, pengungsi yang meninggal sebagian besar perempuan berjumlah 113 orang. Akibat kedinginan, lapar dan sakit. “Anak-anak tidak bisa tahan dingin dan juga ya makan rumput, makan daun kayu dan segala macam yang bisa dimakan, mereka makan,” ujarnya saat merilis hasil temuannya di Jakarta, Rabu (14/08/2019).
Berdasarkan temuan tim kemanusiaan itu, para pengungsi berasal dari Distrik Mapenduma sebanyak 4.276 jiwa, Distrik Mugi 4.369 orang, Distrik Jigi 5.056, Distrik Yal 5.021, Distrik Mbulmu Yalma 3.775 orang, Distrik Kagayem 4.238 orang, Distrik Nirkuri 2.982 orang, Distrik Inikgal 4.001 orang, Distrik Mbua 2.021 orang dan Distrik Dal 1.704 orang.
“Mereka mengungsi ke kabupaten dan kota terdekat atau ke dalam hutan. Bahkan, ada yang ke Wamena, Lanijaya, Jayapura, Yahukimo, Asmat, dan Timika. Pengungsi-pengungsi itu (sebagian) masih ada di tengah hutan, sudah berbulan-bulan,” ujarnya seperti dilansir viva.co.id.
Ribuan warga sipil di Kabupaten Nduga mengungsi setelah pembunuhan belasan karyawan PT. Istaka Karya di Gunung Kabo, Desember 2018 lalu oleh anggota Organisasi Papua Merdeka.***
Editor: denkur/Sumber: viva.co.id