Konsep Pendidikan Ala Nadiem, Merdeka Belajar, Apa itu?

Sabtu, 14 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mmendikbud, Nadiem Makarim (Foto: Jawa Pos/net)

Mmendikbud, Nadiem Makarim (Foto: Jawa Pos/net)

Merdeka Belajar, program gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim. Salah satu konsepnya, menghapus ujian nasional (UN) lalu diganti dengan cara assessment Kompetensi Minumum dan Survei Karakter.


DARA | JAKARTA – Belum banyak orang tahu apa itu Merdeka Belajar, program awal Mendteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendiokbud) Nadiem Makarim.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ade Erlangga Masdiana menuturkan, konsep Merdeka Belajar dalam sistem pendidikan nasional itu adalah suatu konsep perubahan pada sistem pendidikan nasional yang akan berlangsung di masa mendatang.

Konsep sistem pendidikan ala Nadiem ini adalah bagaimana pemerintah dapat menciptakan suasana belajar dan mengajar dengan suasana happy dengan cara mengusung tingkat kesetaraan antara murid dan guru. Diyakini,  jika antara murid dan guru tidak memiliki jarak dalam proses belajar mengajar, maka di situ akan muncul pola sharing ilmu pengetahuan antar murid dan guru, sehingga murid juga dapat menikmati suasana belajar dan mengajar di sekolah.

“Makanya tag kita itu Merdeka Belajar. Merdeka Belajar itu bahwa pendidikan itu harus menciptakan sebuah suasana, suasana yang membahagiakan bahagia buat siapa? bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, bahagia untuk semua,” ujarnya seperti dikutip dari viva.co.id.

Dalam konsep itu, lanjut Ade, Kemendikbud akan menghapus Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2021 mendatang. Penghapusan UN yang dimaksud adalah, UN tidak akan menjadi syarat penentuan kelulusan siswa didik lagi. UN akan diganti dengan assesment kompetensi minimum dan survei karakter.

Jadi asessment yang kita lakukan itu tidak diakhir periode kelas mas, asessment itu  untuk melakukan pemetaan, asessment kompetensi minimum ya jadi anak-anak itu, atau guru juga atau sekolah, itu juga di-asess, dilakukan penilaian. Makanya dilakukan di tengah-tengah anak untuk usia kelas 4, anak usia untuk usia kelas 8, dan usia kelas 11 itu kan masih ada jeda untuk melakukan evaluasi dan pembenahan di tahun berikutnya,” kata Ade Erlangga.***

Editor: denkur | Sumber: viva.co.id

Berita Terkait

Lolos Seleksi, Ini Tiga Maskapai yang Siap Memberangkatkan Jemaah Haji
Turun dari Tahun 2024, Inilah Besaran Biaya Haji Tahun 2025
Waspadalah, Virus Human Metapneumovirus Sudah Masuk Indonesia, Penyakit Apa Itu?
Makan Bergizi Gratis Sudah Bergulir, Menunya Disesuaikan dengan Selera Masyarakat Setempat
Dunia Pendidikan di Jawa Barat Terapkan Pendekatan Deep Learning, Ini Penjelasannya
Ketum PWI Pusat: Prabowonomics Program Unggulan HPN 2025
Makan Bergizi Gratis Dimulai Serentak Senin Besok, Berikut Lokasi 190 Dapur Umum se-Indonesia
Pernah Gugat Presidential Threshold, Tamsil Linrung Apresiasi Putusan MK
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:52 WIB

Lolos Seleksi, Ini Tiga Maskapai yang Siap Memberangkatkan Jemaah Haji

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:43 WIB

Turun dari Tahun 2024, Inilah Besaran Biaya Haji Tahun 2025

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:34 WIB

Waspadalah, Virus Human Metapneumovirus Sudah Masuk Indonesia, Penyakit Apa Itu?

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:28 WIB

Makan Bergizi Gratis Sudah Bergulir, Menunya Disesuaikan dengan Selera Masyarakat Setempat

Senin, 6 Januari 2025 - 18:56 WIB

Dunia Pendidikan di Jawa Barat Terapkan Pendekatan Deep Learning, Ini Penjelasannya

Berita Terbaru