Konser Karawitan Anak Indonesia 2018

Senin, 29 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kesenian tradisi dapat menjadi sarana untuk menanamkan rasa bagi anak-anak. Kesenian dapat membantu memberi rasa identitas kepada mereka. Anak tidak hanya mengenal identitas (budaya) di mana dia menetap, tapi juga dari berbagai daerah lainnya.

Inilah yang tercermin dalam perhelatan acara ‘Konser Karawitan Anak Indonesia 2018’ yang digelar di Graha Bhakti Budaya – Taman Ismail Marzuki (GBB-TIM) Jakarta, selama tiga hari, (Kamis s/d Sabtu, 25 – 27 Oktober 2018).

Bermain musik bagi anak-anak adalah hal menyenangkan. Melalui pengalaman keindahan musikal berbasis seni tradisi mereka dapat menyadari jatidiri.

“Secara tidak langsung mereka dapat mengidentifikasi berbagai elemen penting budaya lokal,” ujar Direktur Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, kepada galamedianews.com, pada penutupan acara, di (GBB-TIM) Jakarta, Sabtu, (27/10/2018).

Menurut Restu, pentingnya menguatkan jatidiri dan karakter pada anak. Pembangunan karakter merupakan usaha sadar, terarah, dan sistematis. Main musik bagi anak-anak adalah ruang bagi mereka untuk mengembangkan karakter.

“Antara lain kesediaan bekerjasama, mudah berinteraksi, mengasah kehalusan budi pekerti, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan sifat pemberani. Selain itu, bagian dari pengembangan pendidikan imajinasi,” ujarnya.

Apresiasi musik untuk anak ini diikuti 31 grup mewakili 31 provinsi. Acara ini melibatkan ratusan peserta yang sebagian besar anak usia 5 hingga 12 tahun. Mereka didampingi para instruktur, pimpinan sanggar, penata musik, dan sebagian orangtua yang mendampingi.

Mereka terpilih melalui proses seleksi ’Open Call’. Pola seleksi seperti ini, menurut Restu, lebih memungkinkan penyelenggara mendapatkan peserta berkualitas. Sebelumnya mereka diberi pelatihan melalui lokakarya.

“Konser karawitan ini menjadi ruang pertemuan bagi mereka dengan publik, pengamat musik, dan para pelaku seni lain. Selain diberi ruang untuk tampil, mereka dapat bertukar pengalaman, membangun jaringan, dan kerjasama yang lebih produktif,” terang Restu, selaku Penanggung Jawab program tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.

Seni Bukan Dipertandingkan

Pada kesempatan lain, salah satu juri pengamat, Jabatin Bangun, menegaskan tentang pengertian festival yang kerap disalah artikan. Festival disamakan dengan lomba, layaknya kompetisi dalam olahraga.

“Festival bukan lomba. Makanya kami bukan juri, tetapi pengamat. Di kesenian kita bisa main bareng berkolaborasi bersama di pangung, merangkul yang lain. Kesenian itu dipersandingkan, bukan dipertandingkan,” ujar Jabatin, dalam sesi evaluasi, yang berlangsung di Oasis Amir Hotel, Jakarta, Sabtu, (27/10/2018).

Melalui Forum Musisi dan Komposer Karawitan Indonesia, para juri pengamat yang terdiri dari, Bens Leo, Embie C. Noer, Gilang Ramadhan, Jabatin Bangun dan Suhendi Afryanto merekomendasikan tentang perlunya Negara memberi apresiasi pada seniman dan atau budayawan dalam kerangka pembangunan kebudayaan, baik di tingkat Daerah maupun Nasional.

“Ada regulasi yang mengatur berbagai kegiatan seni karawitan dan atau musik Daerah yang ditujukan pada pelaku seni, bukan pada birokrat. Memfasilitasi para maestro seni yang tersebar di sejumlah daerah secara berkala. Mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi, sampai Kabupaten Kota. Bila memungkinkan para maestro tersebut diangkat menjadi Anak Negara,” ujar Jabatin mewakili juri pengamat lainnya.

Menteri Tidak Hadir

Menyayangkan tidak hadirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud), Prof. Dr. Muhajir Effendy di acara ini. Padahal sejumlah pihak menaruh harapan Menteri dapat hadir, mengingat anak-anak dari Daerah berharap sekali dapat bertemu Mendikbud sebagai sosok utama di dunia pendidikan.

“Anak-anak banyak yang baru pertama kali datang ke Jakarta senang bisa tampil di tempat yang representatif. Mereka senang dapat nginap di hotel bintang. Naik pesawat pun baru pertama kali. Tentu mereka akan lebih senang dapat bertemu pak Menteri Muhajir Effendy dan bisa foto bersama,” ujar Roy Jonsen Girsang, Penata Musik dari grup musik Sekolah SD YPGMI-AN Pancur Batu Deli Serdang, mewakili kontingen Sumatera Utara.

Ketidak hadiran Mendikbud Muhajir Effendy, memang tidak di acara ini saja. Di acara ‘Gelar Tari Anak Indonesia 2018’ yang juga digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Istana Anak-anak Indonesia TMII Jakarta, awal bulan lalu juga tidak hadir.

“Kehadiran bapak Menteri sebenarnya sudah kami siapkan dan dijadwalkan. Namun karena ada tugas yang lebih mendesak, terpaksa kehadiran beliau diwakilkan,” ujar Ketua Panitia Pelaksana ‘Konser Karawitan Anak Indonesia 2018’, Edi Irawan menjelaskan.

Kasubdit Seni Pertunjukan Kemendikbud ini, menyampaikan rasa gembira karena ‘Gelar Tari Anak Indonesia’ dan ‘Konser Karawitan Anak Indonesia’ dapat berjalan sesuai harapan.

Menurutnya, masyarakat yang tidak mampu mengaktualisasikan seni budayanya akan kehilangan fondasi etik dalam tatanan kehidupan.

“Ini adalah upaya bersama untuk menghidupkan spirit kebudayaan yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini sebagai fondasi pembentukan karakter bangsa,” kata Edy.***

Editor: Denkur

Bahan: galamedia.com

Berita Terkait

Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung
Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis
Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Gejala dan Pencegahan Chikungunya
Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling
Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek
IWAPI DPP Pariwisata Rayakan Hari Gizi Nasional dengan Misi Sosial di Eksotika Baduy
Inilah Fakta Kekhawatiran Gen Z yang Memicu Gangguan Kesehatan Mental
Berita ini 15 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 18:50 WIB

Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:51 WIB

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis

Kamis, 13 Februari 2025 - 21:43 WIB

Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 3 Februari 2025 - 10:51 WIB

Gejala dan Pencegahan Chikungunya

Sabtu, 1 Februari 2025 - 13:39 WIB

Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB