Koperasi di Jabar Banyak yang Tutup, Komisi II Minta Perhatian Eksekutif

Sabtu, 20 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DARA | Koperasi di Jawa Barat saat ini banyak yang tidak berkembang dan bahkan menutup usahanya.

Karena itu Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat berharap Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil mengembangkan program yang lebih inovatif untuk menarik minat masyarakat.

Diungkapkan sesungguhnya koperasi di Jabar sudah banyak yang semakin menurun dan menutup usahanya. Salah satu penyebabnya dikarenakan koperasi ini secara sistem itu sudah semakin ketinggalan dibandingkan model usaha yang lain.

“Jadi harus ada sebuah perubahan terutama masalah teknologi digital harus diadopsi secepatnya. Sesungguhnya koperasi itu bisa berperan dalam penyediaan modal usaha bagi anggotanya,”ujar Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, R. Yunandar  Rukhiadi Eka Perwira di Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura, Kabupaten Bandung, Senin (15/7/2024). 

Bahkan lanjut dia, koperasi sesungguhnya bisa menjadi pelaku dari pinjaman online. Namun sejauh apa dia membangun model bisnisnya. Karena sebenarnya kelembagaan koperasi itu adalah sebuah lembaga kemitraan investasi.

Modelnya itu menurut dia, bukan sebagai badan usaha tapi dia kemudian membentuk badan-badan usaha.

Jadi koperasi itu, lanjutnya, istilahnya menjadi holding. Di mana holding tersebut punya sekelompok orang yang mempunyai modal, kemudian mereka membangun usaha. Misalnya ada usaha simpan pinjam, ada usaha produksi, ada usaha perdagangan dan lain sebagainya itu modal yang harus dikembangkan. Sehingga nanti koperasi itu tidak memakan dirinya sendiri, tapi dia menjadi sebuah lembaga kerja sama yang satu sama lain saling sharing, saling membantu terutama untuk membangun bisnis yang baru. 

“Nah, disitulah peranannya dia ketika dia mengarahkan menjadi pelaku usaha simpan pinjam, pelaku usaha simpan pinjam online. Sebenarnya dia bisa bersaing dengan pinjol untuk mengatasi masalah kredit pinjol yang sekarang sangat marak tingkat kemacetannya, tingkat permasalahannya di masyarakat khususnya di Jawa Barat. Kenapa sih kemudian muncul masalah besar di pinjol yang macet ini? sebenarnya karena pinjol itu tidak terlalu melihat persyaratan yang dia minta adalah hanya keinginan untuk meminjam untuk kredit konsumtif dan jaminannya adalah bunga yang tinggi. Jadi dia tidak punya jaminan lain selain jaminan bunga yang tinggi nah ini yang kemudian harusnya diantisipasi oleh pemerintah dengan mendorong koperasi untuk bisa menjadi pelaku usaha yang sifatnya simpan pinjam produktif. Jadi bukan yang ke arah konsumtif,” jelasnya. 

Lalu kenapa harus produktif dan sangat diperlukan. Karena nanti yang produktifitas ini akan menyediakan lapangan kerja, menyediakan modal bagi para pelaku usaha lain. Misalnya setelah di holdingnya berjalan lancar, kemudian bisa memberikan insentif terhadap para peminjam pinjol yang selama ini memang butuh tambahan pendapatan. 

“Sebagai contoh para guru. Guru adalah salah satu profesi yang paling banyak terjebak pinjol tapi juga lintah darat (bank emok-red), nah ini ketika si usaha ini berkembang yang didorong oleh pinjaman dari koperasi maka sebetulnya guru-guru ini bisa punya pekerjaan yang lain, pekerjaan sampingan yang bahkan sekarang jauh lebih mudah ketika difasilitasi oleh teknologi informasi apakah bisa sebagai pedagang online, dropshipper, reseller, atau bahkan toko shopping online, itu semuanya bisa dilakukan oleh guru-guru yang tadinya berharap pendapatannya akan berasal dari tunjangan dia, tapi karena tidak mencukupi dia akhirnya pinjam ke pinjol, seharusnya yang dilakukan oleh guru-guru itu adalah dia mencari atau membangun usaha dari yang produktif dibantu oleh para pelaku usaha atau koperasi ini,” tuturnya.

Berita Terkait

Legislator Jabar mendesak Exit Tol 149 Gedebage Segera Dituntaskan
DPRD Jabar Minta Penca Silat Masuk Kurikulum Sekolah
Pj Bupati Cirebon Sambut Kunjungan Kerja Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Pererat Sinergi untuk Pembangunan Daerah
Agung Yasunsan : Penting Penyebaran Informasi Publik agar Tumbuh Self Imunity
Legislator Jabar Hj Sri : Isu Ekonomi Saat Ini Berat
DPRD Jabar Apresiasi Pemdaprov Raih IGA 2024
Kenapa Angka Pengangguran di Jabar Masih Tinggi? Begini Kata Politisi PKS Iwan Suryawan
Humaria Buka Akses Komunikasi untuk Warga Kabupaten Bandung
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 Desember 2024 - 14:48 WIB

Legislator Jabar mendesak Exit Tol 149 Gedebage Segera Dituntaskan

Selasa, 10 Desember 2024 - 15:42 WIB

DPRD Jabar Minta Penca Silat Masuk Kurikulum Sekolah

Senin, 9 Desember 2024 - 22:07 WIB

Pj Bupati Cirebon Sambut Kunjungan Kerja Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Pererat Sinergi untuk Pembangunan Daerah

Sabtu, 7 Desember 2024 - 15:53 WIB

Agung Yasunsan : Penting Penyebaran Informasi Publik agar Tumbuh Self Imunity

Jumat, 6 Desember 2024 - 16:02 WIB

Legislator Jabar Hj Sri : Isu Ekonomi Saat Ini Berat

Berita Terbaru