Korut Uji Coba “Senjata Baru”, AS Anggap Remeh

Senin, 12 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: rueters.com

foto: rueters.com

DARA | KORUT – Korea Utara untuk kali kelima laksanakan uji coba peluncuran “senjata baru’ Sabtu (10/8/2019). Dilaporkan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengawasi uji coba peluncuran tersebut.

Namun uji coba itu dianggap remeh oleh Presiden Amerika Saerikat (AS) Donlad Trump. Meski peluncuran tersebut adalah yang kelima kalinya oleh Korut dalam dua pekan, terakhir ini. Sebelumnya Korut memprotes latihan militer tahunan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).

Presiden Donald Trump memandang remeh pelaksanaan ujI coba senjata oleh Korut mengingat, AS sedang berusaha melanjutkan perundingan nuklir dengan Korea Utara.

 

Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan pada Minggu (11/8/2019) tersebut menyusul pernyataan yang disampaikan Trump bahwa Kim telah menyatakan kesediaan untuk bertemu kembali usai latihan AS-Korea Selatan selesai, dan meminta maaf atas serangkaian uji coba rudal yang dilakukan.

Para pejabat pertahanan di Korsel mengatakan, Korut telah meluncurkan rudal balistik jarak pendek pada Sabtu itu  yang terbang sejauh 400 kilometer, sebelum jatuh di lautan antara semenanjung Korea dan Jepang.

Meski  KCNA tidak memberikan penjelasan teknis, tetapi mereka menyebutkan bahwa rudal yang ditembakkan pada Minggu, merupakan “senjata baru” yang telah dikembangkan agar sesuai dengan “kondisi medan” negara itu.

Sementara itu surat kabar resmi Rodong Sinmun memuat beberapa foto yang memperlihatkan Kim tengah tersenyum lebar, dan dikelilingi oleh para pembantunya saat ia mengamati pelaksanaan uji coba.

Peneliti di Institut for Far Eastern Studies  Kim Dong Yub,  menyebutkan senjata itu kemungkinan merupakan rudal balistik jarak pendek baru sebagai  bagian dari modernisasi kemampuan militer Korut.

“Senjata-senjata itu adalah versi Korea Utara dari sistem pembalasan berbiaya rendah, dengan tingkat efisiensi tinggi yang bertujuan melumpuhkan sistem pertahanan rudal di Korea Selatan,” kata Kim.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dilaporkan KCNA Minggu  mengatakan penolakan Korea Selatan untuk membatalkan latihan bersama dengan AS, telah secara efektif mengacaukan prospek pembicaraan masa depan dengan antara Korut dan Korsel.

“Mereka lebih baik mengingat, bahwa dialog ini akan diadakan secara ketat antara (Korea Utara) dan AS, bukan antara Utara dan Selatan,” demikian lapor KCNA.

Di sisi lain, Shin Beom-chul, analis di Asan Institute for Policy Studies di Seoul, Korsel mengatakan, anggapan remeh Trump terhadap peluncuran itu sama saja dengan mendukung uji coba rudal.

“Jika Kim merasa uji coba rudal dapat membahayakan momentum dialog, dia akan menahan diri. Tetapi sekarang, seolah-olah Korea Utara memiliki izin untuk menembakkan rudal jarak pendek,” tutur Shin kepada AFP.

Kementerian Luar Negeri di Pyongyang, Korut, mengungkapkan komentar Trump secara efektif dipandang sebagai bentuk pengakuan terhadap “hak pertahanan diri” Korea Utara sebagai negara berdaulat untuk melakukan uji coba rudal “kecil”.

Sebelumnya pada Jumat (9//8), presiden AS mengatakan setuju dengan oposisi Kim terhadap latihan perang dan mengindikasikan bahwa peluncuran rudal itu tidak penting.

“Saya akan mengatakannya lagi. Tidak ada uji coba nuklir. Uji coba rudal semuanya jarak pendek. Tidak ada uji coba rudal balistik, tidak ada rudal jarak jauh, ujar Trump.

Kemudian pada Sabtu, Trump mengatakan Kim telah menyatakan dalam surat tentang kesediaannya untuk bertemu dan melanjutkan negosiasi setelah latihan AS-Korea Selatan selesai.

“Kim juga mengajukan permintaan maaf kecil untuk menguji rudal jarak pendek,” kata pemimpin AS itu, dan mengatakan uji coba akan berakhir setelah latihan militer selesai pada 20 Agustus.

Di samping itu, Trump tampaknya masih bertekad mencapai kesepakatan dalam perjanjian denuklirisasi dengan Korea Utara menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS tahun depan. Terlepas adanya gangguan dalam proses pembicaraan sejak Trump pertama kali bertemu Kim dalam pertemuan bersejarah di Singapura pada Juni 2018**

Berbagai sumber | editor: aldinar.

Berita Terkait

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25
Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:47 WIB

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 8 November 2024 - 21:38 WIB

Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman

Minggu, 3 November 2024 - 18:36 WIB

Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis

Berita Terbaru

CATATAN

NERAKA GAZA Israel “Mengunci” Hamas!

Selasa, 4 Mar 2025 - 15:19 WIB