“Dulu tahun 98, 97 krisis ekonomi kita tidak separah sekarang, karena waktu itu hanya pelaku ekonomi besar saja yang kena dampak sangat fatal, karena mereka ketergantungan terhadap bahan baku impor kemudian kurs dolar dengan Rupiah terjun bebas,” kata Muhadjir Effendy.
DARA | JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan krisis ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia imbas pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) lebih parah dari krisis ekonomi yang terjadi pada 1998.
Menurut Muhadjir, saat krisis 1998 hanya pelaku ekonomi besar saja yang merasakan dampak paling fatal. Berbeda ketimbang saat ini yang hampir merata hingga pelaku ekonomi kalangan menengah ke bawah.
“Dulu tahun 98, 97 krisis ekonomi kita tidak separah sekarang, karena waktu itu hanya pelaku ekonomi besar saja yang kena dampak sangat fatal, karena mereka ketergantungan terhadap bahan baku impor kemudian kurs dolar dengan Rupiah terjun bebas,” kata Muhadjir seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis (7/5/2020).
Muhadjir melanjutkan, pada 1998, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di Indonesia masih perkasa. Namun saat ini, menurut dia, justru para pelaku UMKM yang ambruk terlebih dahulu.
“Tapi sekarang sebaliknya justru UMKM yang paling remuk duluan, karena tiba-tiba mereka tidak bisa berjualan, tidak ada lagi daya beli masyarakat, tiba-tiba ambruk,” ujarnya.
Dirinya mengatakan, penataan ekonomi di Indonesia harus dilakukan secara perlahan-lahan selepas pandemi virus corona. “Jangan sampai menjurus ke arah resesi atau depresi ekonomi yang berbahaya terhadap masa depan kita,” pungkas Muhadjir.***
Editor: Muhammad Zein