DARA| CIREBON – Bangsa Indonesia butuh ekosistem yang bisa meningkatkan taraf hidup, sehingga kampus harus jadi pusat keunggulan segala prestasi dan inovasi, center of excellent and inovation. Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memberikan kuliah umum di Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI) Jl Pemuda no32 Cirebon, Rabu (14/11/1028), kemarin.
Kampus, kata Emil harus menyiapkan optimisme masa depan karena potensi untuk dimanfaatkan tersebar luas, kesempatan juga banyak celah. Kemajuan ada di depan mata, asalkan mau kerja keras, pantang menyerah dan optimistis.
“Kalau mau soleh gaul dengan orang soleh, kalau mau pintar gaul dengan orang pintar, kalau mau kreatif gaul dengan orang kreatif, dan mau optimis, gaul dengan saya,” ujar Emil berseloroh.
Emil menegaskan, tahun 2045, Indonesia diprediksi mencapai puncak kejayaan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipertahankan pemuda Indonesia dari sekarang.
Pertama, laju ekonomi harus bertahan seperti hari ini yaitu di angka lima persen. Ciri lima persen, lanjut Emil, yaitu orang Indonesia mampu belanja ke mall minimal dua minggu sekali dan umroh dua tahun sekali.
Emil menyarankan memperbanyak berlanja produk lokal agar transaksi yang dilakukan tidak tergantung terhadap nilai dolar Amerika.
Syarat kedua, kata Emil jangan bertengkar, apalagi kalau hanya gara-gara beda pilihan dalam politik. “Silahkan beda pilihan tapi jangan sampai mengjejek di media sosial. Klau kita tidak bisa menjaga sosial demokrasi, mimpi 2045 itu mustahil,” ujarnya.
Ketiga tidak boleh ketinggalan. Generasi penerus harus kompetitif, karena seorang pemuda Indonesia harus mengusai “handskill” dan “softskill” sekaligus.
“Tambah pengetahuan, keahlian, skill, bahasa serta harus mengerti digital,” tegas Emil.
Pemuda khususnya mahasiswa wajib berinovasi. Para pemikir harus membuat terobosan yang dapat mempermudah kegiatan masyarakat sehari-hari.
“Meraih target 2045 ada empat tantangan yaitu dunia semakin kompetitif, maka pemuda Indoensia harus jadi agen kemajuan yang kompeten dan responsif sekaligus adaptif menghadapi zaman. Kedua dunia semakin ekstrim. Makin banyak ancaman dan banyak orang aneh-aneh dengan paham dan golongan yang juga berpinsip tak lazim. Maka, Jawa Barat meluncurkan tagline “lahir batin”.
Jangan sampai ada orang pintar tapi jahat. Cerdas tapi korup tapi cuek dan seterusnya,” papar Emil.
Jadi, lanjut Emil, kalau kita hanya membangun fisik tidak cukup, karena manusia punya batin. Kita harus menjaga kewarasan dan kesantunan,” tambahnya.
Generasi bangsa wajib menjaga persatuan, kalau tidak maka yang terjadi adalah negara pecah dengan ego masing-masing golongan yang tak bisa bersatu.
Keempat dunia makin terkoneksi, maka Emil pun mencanangkan “Jawa Barat Menuju Tahun 2045 Menjadi “champion” juara “lahir dan batin” serta menjadi provinsi digital di Indonesia.
Intinya, ujar Emil, harus bangga menjadi orang Indonesia karena Indonesia adalah negeri paling optimis***
Editor: Aldi