Kumpulan Foto dan Sekilas Cerita Unik Dibalik Keindahan Pangandaran

Sabtu, 11 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pangandaran (Foto: denkur/dara.co.id)

Pangandaran (Foto: denkur/dara.co.id)

Objek wisata Pengandaran selalu jadi idola untuk dikunjungi wisatawan, terutama wisatawan domistik. Keindahan dan kenyamanannya membuat orang tak bosan menikmati pantai disana.


DARA – Dibalik keindahannya, Pangandaran penyimpan sebuah cerita yang menarik untuk dibaca.

Diceritakan, awalnya Desa Pananjung Pangandaran ditempati para nelayan dari suku sunda untuk menjadi tempat tinggal. Alasannya karena di situ gelombang lautnya kecil sehingga mudah untuk mencari ikan.

Dikisahkan pula di Pantai Pangandaran ini ada sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung. Tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar sampai ke pantai.

Pangandaran (Foto: denkur/dara.co.id)

Dikutip dara.co.id dari mypangandaran, Sabtu (11/9/2021), di situlah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar. Hingga akhirnya seiring putaran waktu, kemudian menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran.

Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan daran. Artinya, pangan adalah makanan dan daran adalah pendatang. Jadi Pangandaran artinya sumber makanan para pendatang.

Lalu, para sesepuh terdahulu memberi nama Desa Pananjung, sebab di samping daerah itu ada tanjung. Di daerah inipun banyak sekali keramat-keramat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda Pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur)

Mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor.

Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).

Pangandaran (Foto: denkur/dara.co.id)

Pada tahun 1922 pada jaman penjajahan Belanda oleh Y Everen (Presiden Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.

Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga, maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 hektar. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah menjadi cagar alam.

Tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 hektar dijadikan taman wisata. Tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 hektar) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 hektar.

Pangandaran (Foto: denkur/dara.co.id)

Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104?KPTS-II?1993 pengusahaan wisata TWA Pananjung Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.***

Editor: denkur | Sumber: mypangandaran

 

Berita Terkait

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama
Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung
Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung
Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri
BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Lima Contoh Ucapan Hari Guru Nasional
Jawa Barat Harus Jadi Teladan Kesuksesan Pilkada Bermartabat
Dukung Pilkada Serentak, Komdigi Lakukan Literasi Publik dan Jaga Ruang Digital
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 19:36 WIB

Nyoblos Pilkada Dua Hari Lagi, Pemprov Jabar Gelar Doa Lintas Agama

Senin, 25 November 2024 - 19:21 WIB

Bupati Dadang Supriatna Instruksikan BPBD Siaga Bencana di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 18:38 WIB

Banjir Masih Merendam Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung

Senin, 25 November 2024 - 13:02 WIB

Hanyut Terseret Banjir Dayeuhkolot, Keberadaan Julaeha Masih Misteri

Senin, 25 November 2024 - 12:36 WIB

BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Berita Terbaru