DARA | BANDUNG – Selama bulan suci Ramadan hampir seluruh obyek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat khususnya di wilayah utara, mengalami penurunan kunjungan wisatawan mencapai jingga 50 persen. Meski begitu hal tersebut dianggap biasa dan selalu terjadi setiap Ramadan.
Public Relation objek wisata Farm House Lembang, Intania Setiati, mengatakan, kebanyakan masyarakat memang lebih memilih untuk lebih fokus beribadah, berdiam di rumah, dan menjalani aktivitas lainnya selama Ramadan.
“Jadi wajar sih kalau bulan Ramadan ada penurunan. Dan ini pasti terjadi setiap tahun. Apalagi kan kalau Ramadan, masyarakat yang beragama Islam harus menjalani puasa dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan ibada Ramadan,” ujar Intania di Lembang, Senin (20/5/2019).
Menurut Intania, biasanya banyak wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegera yang memanfaatkan liburan ke wilayah Lembang. Pengunjung yang datang, seperti dari daerah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok hingga luar Jawa Barat, termasuk wisatawan mancanegara mereka datang dari Malaysia dan Singapura.
“Saat Ramadan, wisatawan asal Malaysia yang biasanya paling banyak berkunjung, sekarang menurun, karena memang selama Ramadan banyak masyarakat yang menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah ketimbang berlibur ke objek wisata,” katanya.
Meski demikian, Intania mengungkapkan, tingkat kunjungan wisatawan akan kembali normal saat memasuki libur Lebaran. Selama Ramadan, pihak manajemen lebih memilih untuk melakukan perbaikan sejumlah fasilitas di obyek wisata.
“Persiapan lebaran, kami prioritaskan perbaikan fasilitas, mushola, jalan dan tempat parkir. Itu untuk menjamin kenyamanan masyarakat saat berwisata, karena pada momen lebaran akan mengalami peningkatan yang signifikan,” ujarnya.
Seperti diketahui, pariwisata di KBB menjadi salah satu priortas untuk berwisata masyarakat. Hal ini tak terlepas dari adanya beberapa wahana wisata favorit, seperti Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Perahu, The Lodge Maribaya, Farm House Susu Lembang, dan sejumlah objek wisata lainnya.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan