DARA | BANDUNG – Ratusan Amil se Kabupaten Bandung digembleng bab politik, terutama tentang posisi amil dalam momentum Pilkades serentak Oktober depan di Kabupaten Bandung. Selebihnya para amil pun diberi pencerahan tentang perceraian dan posisinya dalam lingkup kementerian agama.
Hingga acara berakhir, ratusan amil antusias mengikutinya, meski mereka datang dari berbagai pelosok di Kabupaten Bandung. Mereka rela meluangkan waktunya untuk mendengarkan pencerahan dari para narasumber. Mereka sadar bahwa amil pun harus berkiprah dalam politik untuk kemaslahatan umat.
Lembaga Amil Kabupaten Bandung (LAKAB) memang sukses menggelar Pendidikan Politik (Dikpol) yang berlangsung di Neor Resto Kabupaten Bandung, Selasa (17/9/2019).
Dikpol itu bertema: “Peran Amil dalam Peningkatan Pelayanan dan Ikut Serta Menciptakan Kondusivitas Pilkades Serentak 2019” diikuti 120 peserta yaitu para Amil se Kabupaten Bandung.
Menampilkan empat nara sumber yang berkompeten, yaitu Kepala Kesbangpol, Iman Irianto, Kepala Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Bandung, Drs.H.Undang Suryana Msi, Kasat Binmas Polres Bandung, Sururi dan Adam Iskandar, Panitera Pengadilan Agama Soreang, Kabupaten Bandung.
Ketua Umum LAKAB, Ami Saeoudin dalam pidato pembukaanya mengatakan, amil berada dalam posisi yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Tugas dan fungsi para amil sehari-hari selalu bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, dimana disitu kita menemukan adat tabiat orang yang berbeda-beda. Namun, amil harus tetap mengedepankan suara nurani untuk melayani tanpa mengenal apa dan bagaimana tabiat serta karakter masayarakat tersebut.
“Kita tahu ada sejumlah peran amil yang selain memang bersentuhan dengan masyarakat langsung juga ikut serta membantu peran kantor urusan agama dalam soal nikah rujuk dan sebagainya sebagaimana yang telah kita lakukan selama ini,” ujarnya.
Tujuan digelarnya pendidikan politik, lanjutnya, untuk menambah wawasan semua anggota amil di bidang politik. “Dan tidak salah jika kita mendapatkan ilmu di bidang politik, sebab seperti dijelaskan tadi, bagaimana pun juga diakui atau tidak, Amil berada di lingkungan masyarakat, yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat dimana dalam posisi itu amil kerap kali berada dalam kegamangan, terutama jika ada momentum pilpres, pileg, pilkada bahkan juga pilkades. Harus dimana posisi Amil sebenarnya. Melalui pendidikan politik yang nanti akan disampaikan oleh para nara sumber, kita akan diberi pencerahan tentang semua itu,” ujarnya.***
Editor: denkur