DARA | BANDUNG – Pemkot Bandung sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menjaga harga daging ayam tidak sampai melesat naik. Ini dilakukan, mengingat sepekan jelang Hari Raya Idulfitri ini harga daging ayam di pasaran mulai menunjukan kenaikan harga.
Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Elly Wasliah, menuturkan, jika kenaikan harga daging ayam telah melampaui Rp40 ribu per kilogram, berarti sudah tak wajar. Saat ini harga daging ayam berkisar antara Rp36 ribu-Rp38 ribu per kilogram. Sedangkan harga normal Rp34 ribu per kilogram.
Pihkanya berharap paling mahal kenaikan harga daging ayal Rp40 ribu, di atas itu sudah tidak wajar kenaikannya. “Kita akan pantau terus setiap hari. Kalau kenaikannya sudah tidak wajar, pemerintah melakukan operasi pasar murah. Tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi,” kata Elly seusai memantau Pasar Ciroyom, Selasa (28/5/2019) malam.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bandung telah bekerja sama dengan Bulog Subdrive Bandung untuk menggelar operasi pasar murah. Elly memprediksi kebutuhan daging ayam terus meningkat sampai menjelang Hari Raya Idulfitri.
Kenaikannya permintaan bahkan bisa mencapai 100 persen. Puncaknya beberapa hari sebelum Idulfitri, permintaan bisa mencapai 1,2 juta sampai 1,6 juta ekor per hari. ”Masyarakat relatif memilih daging ayam karena harganya yang lebih murah dibandingkan daging sapi. Dalam kondisi normal Kota Bandung membutuhkan 600.000-800.000 ekor per hari,” ujar dia.
Guna memenuhi kebutuhan daging ayam, Elly menyebutkan, para pedagang pasar tradisional di Kota Bandung biasanya menerima pasokan dari daerah Priangan Timur. Elly menyatakan, Pemkot Bandung sudah lebih dulu menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis beserta para peternak ayam di wilayah tersebut untuk memprioritaskan pasokan ke Kota Bandung. Harapannya, bisa menjaga stok ketersediaan daging ayam di pasaran.***
Editor: Ayi Kusmawan