Perubahan jam buka dan tutup kedai kopi mungkin membuat bingung para penikmat kopi pada bulan Ramadan ini. Nah, setelah buka puasa nanti, mau ngopi dimana gaes?
DARA – Lapak Kopi Badami yang berada di jalan Ibrahim Adjie No.202, Sukamajukaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat merupakan rekomendasi tempat ngopi yang cocok setelah berbuka puasa.
Lokasinya yang strategis yaitu dekat terminal tipe A dan Stasiun Indihiang, sehingga ketika sedang ngopi sering terlihat hilir mudiknya kereta api arah tujuan Bandung juga Surabaya.
Selain itu, tersedia tempat parkir yang cukup luas, sehingga para pengunjung tidak harus khawatir menyimpan kendaraannya.
Menu yang tersedia di Lapak Kopi Badami diantaranya ada Espresso, Americano, Cappuccino, Latte, Flat White, Affogato, Long Black, Cold Brew, dan masih banyak jenis minuman kopi maupun non kopi serta makanan cemilan.
Minuman yang menjadi andalannya adalah “Es Kopi Badami” dengan rasa khas yang terlahir dari biji kopi asli Tasikmalaya dengan perpaduan gula aren, susu dan rempah lainnya.
Salah seorang pengunjung, Zahra Kirana kepada dara.co.id mengatakan ngopi di Lapak Kopi Badami serasa di rumah sendiri karena lebih terasa keakraban antara konsumen dengan owner.
“Harganya pun terjangkau tidak bikin isi dompet terkuras, dan yang lebih asyiknya serasa di rumah sendiri karena suasananya penuh dengan keakraban, pokoknya rekomended banget gaes,” ujarnya, Sabtu malam tadi (17/4/2021).
Selain tempatnya berada di jalur jalan nasional sehingga para penikmat kopi tidak susah mencari keberadaan atau lokasi Lapak kopi badami.
“Rasa kopinya pun mantap mas broo, benar-benar cita rasa yang beda, apalagi es kopi badami bikin dingin-dingin gurih, pait dan manis gitu, khas banget rasanya, pokoknya mantap mas bro,” tuturnya.
Sementara itu, Owner Lapak Kopi Badami, Ijang Jamaludin mengatakan konsep tempat ngopi tersebut memang diciptakan penuh keakraban, sehingga antara pembeli dan penjual terbangun tali silaturahmi.
“Konsepnya ngopi dengan penuh keakraban, makanya Lapak Kopi Badami kedai dimana pengunjung bisa berdiskusi atau bahasa sundanya badami atau menyamakan persepsi dan tujuan,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, tidak ada masalah yang tidak selesai dengan badami. Maka dirinya menciptakan lapak kopi tersebut tempat berdiskusi sambil ngopi untuk arah kemajuan dalam berbagai ragam kegiatan.
“Pengunjung yang datang ke Lapak Kopi Badami dari berbagai element, ada politisi juga anggota DPRD, birokrat, aktivis kepemudaan, pengusaha dan banyak juga yang lainnya. Intinya kami menyajikan suasana di rumah sendiri,” ujar Ijang yang juga aktivis pemuda Muhammadiyah ini.***
Editor: denkur