Liburan Nataru 2019/2020, Waspada Cuaca Ekstrem 

Kamis, 26 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: BMKG

Foto: BMKG

BMKG memantau, hingga periode Dasarian II Desember 2019, 74 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Waspada potensi cuaca ekstrem dan hujan lebat pada periode libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru 2019/2020) di beberapa wilayah.

 

 

DARA | JAKARTA – Kepala BMKG, Dr. Dwikorita Karnawati, mengatakan dalam sepekan terakhir, terjadi distribusi curah hujan cukup signifikan di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Ia menyebutkan kondisi cuaca tersebut, di depan media massa di Minangkabau melalui teleconference, awal pekan ini. Kondisi ini, menurut dia, akibat faktor dinamika atmosfer skala regional dan lokal terkini.

Skala regional dan lokal terkini, yakni adanya Monsun Asia yang mulai menunjukkan aktivitas signifikan. Sehingga dapat menyebabkan peningkatan massa udara basah, terbentuknya pola konvergensi, perlambatan, dan belokan angin di beberapa wilayah. Selain itu, juga suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia yang masih hangat dan mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurut pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ia menjelaskan, hingga periode Dasarian II Desember 2019, berdasarkan jumlah ZOM, 74 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Ia mengimbau perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem dan hujan lebat pada periode libur Nataru  2019/2020 di beberapa wilayah.

Wilayah tersebut, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan  Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan wilayah Kalimantan Timur. Juga wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan wilayah Papua.

“Umumnya hujan terjadi dimulai pada saat menjelang siang hingga sore hari,” katanya.

Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan bagi masyarakat pesisir, nelayan, dan wisatawan pun perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 4 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia. Terutama periode 23-28 Desember 2019, gelombang setinggi 1.25 – 2.5 meter (moderate sea) berpeluang terjadi di Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kepulauan  Mentawai, Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan.

Juga di Perairan selatan Jawa hingga P. Sumba, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Pilau Sawu hingga P. Rotte. Selain itu, di Samudra Hindia barat Sumatra, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Perairan timur Bintan hingga Lingga, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan  Sangihe-Talaud, Laut Maluku, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, dan Perairan utara Papua Barat hingga Papua.

“Sementara untuk tanggal 27 & 28 Desember 2019 terjadi peningkatan gelombang laut setinggi 2.5-4 meter berpeluang terjadi di Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Sumbawa, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Sumba dan Laut Natuna Utara,” ujarnya.

Selama periode Posko Nataru 2019/2020, lanjut Dwikorita, BMKG pun turut berperan aktif dalam kegiatan Posko Nataru Nasional di Kementerian Perhubungan, ASDP Pelabuhan Merak, 34 UPT Propinsi, Posko gabungan di 13 Pelabuhan dan 96 Bandara. Informasi cuaca khusus yang terkait posko Nataru 2019/2020 dapat diakses melalui kanal-kanal informasi resmi BMKG, baik melalui media sosial, media elektronik, hotline informasi, dan media lainnya.

Ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi. Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.

“Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir, waspada kenaikan tinggi gelombang. menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda,” katanya.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas
Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma
Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi
Simak! Dirut Pertamina Merapat ke Kemhan
Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia
Astama Ops Kapolri Tinjau Posko Kemanusiaan Polda NTT, Pastikan Kesiapan Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Panglima TNI Tinjau Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki
Dukungan Kian Menguat, SMSI Gagas RM Margono Djojohadikoesoemo Menjadi Pahlawan Nasional
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 18:31 WIB

Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas

Kamis, 14 November 2024 - 17:58 WIB

Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma

Kamis, 14 November 2024 - 12:36 WIB

Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi

Kamis, 14 November 2024 - 12:17 WIB

Simak! Dirut Pertamina Merapat ke Kemhan

Kamis, 14 November 2024 - 11:58 WIB

Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia

Berita Terbaru

JABAR

Si Propam Polres Garut Bakti Sosial di Pesantren Al Bayan

Jumat, 15 Nov 2024 - 16:48 WIB