DARA | Amerika Serikat mengintensifkan gerakanya untuk mendongkel Nicolas Maduro dari tapuk kekuasaanya sebagai Presiden Venezuela. Gerakan itu terlihat Jum’at (25/1/2019) ketika para diplomat AS meninggalkan kedutaan di Caracas. Rusia lantas bereaksi atas gerakan itu dan bersumpah akan mendukung sekutunya di Amerika Latin itu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Sabtu (26/1/2018) berjanji akan menekan anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai kepala negara Venezuela yang sah. Bahkan Washington meminta pertemuan dewan beranggotakan 15 negara itu setelah, serangkaian negara menyatakan mendukung keras Guaido, yang memimpin kongres Venezuela, dan mendesak Maduro untuk mundur.
Akibat intensifnya gerakan itu, Rusia menentang upaya penjatuhan Nicolas Maduro tersebut dan menuduh Washington mendukung upaya kudeta. Bahkan Rusia menyatakan upaya itu memosisikan Venezuela di jantung duel geopolitik yang terus berkembang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov , Jumat (25/1/2019) seperti dilansir Al Jazeera, yang mengutip kantor berita Rusia RIA menyatakan Moskow akan menuntut kepatuhan terhadap hukum internasional negara negara yang berada di belakang upaya itu. Presiden Venezuela Maduro seperti dilansir Al Jazeera mengatakan, ia menyambut baik debat mengenai situasi Venezuela dan berterima kasih kepada Pompeo karena telah mengajukan permintaan PBB, dalam tanggapan yang menyenangkan selama konferensi pers hari Jumat. “Saya akan mengatakan kepada menteri luar negeri ‘minta debat dewan keamanan,’ (tapi) Mike Pompeo mendahului saya,” kata Maduro. Terima kasih, Mike. Kita akan mengatakan yang sebenarnya tentang pasal-pasal konstitusi, tentang kudeta,” kata Maduro.
Wartawan Reuters melaporkan sebelum hari Jum’at, diplomat Amerika meninggalkan kedutaan besar AS di Caracas menuju ke banadara dalam sebuah konvoi dengan pengawalan polisi. Dalam pidato berapi-api pada hari Rabu, Maduro memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington dan memerintahkan para diplomat AS segera ke luar dari Venenzuela dengan batas waktu 72 jam.***