Maduro Tuding AS Intensifkan Gerakan Kudeta di Venezuela

Sabtu, 26 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: Reuters

foto: Reuters

DARA | Amerika Serikat mengintensifkan gerakanya untuk mendongkel Nicolas Maduro dari tapuk kekuasaanya sebagai Presiden Venezuela. Gerakan itu terlihat Jum’at (25/1/2019) ketika para diplomat AS meninggalkan kedutaan di Caracas. Rusia lantas bereaksi atas gerakan itu dan bersumpah akan mendukung sekutunya di Amerika Latin itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Sabtu (26/1/2018) berjanji akan  menekan anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai kepala negara Venezuela yang sah. Bahkan Washington meminta pertemuan dewan beranggotakan 15 negara itu setelah,  serangkaian negara menyatakan mendukung  keras Guaido, yang memimpin kongres Venezuela, dan mendesak Maduro untuk mundur.

Akibat intensifnya gerakan itu, Rusia menentang upaya penjatuhan Nicolas Maduro tersebut dan menuduh Washington mendukung upaya kudeta. Bahkan Rusia menyatakan upaya itu memosisikan Venezuela di jantung duel geopolitik yang terus berkembang.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ,  Jumat (25/1/2019) seperti dilansir Al Jazeera, yang mengutip  kantor berita Rusia RIA menyatakan Moskow akan menuntut kepatuhan terhadap hukum internasional negara negara yang berada di belakang upaya itu. Presiden Venezuela Maduro seperti dilansir Al Jazeera mengatakan, ia menyambut baik debat mengenai situasi Venezuela dan berterima kasih kepada Pompeo karena telah mengajukan permintaan PBB, dalam tanggapan yang menyenangkan selama konferensi pers hari Jumat. “Saya akan mengatakan kepada menteri luar negeri ‘minta debat dewan keamanan,’ (tapi) Mike Pompeo mendahului saya,” kata Maduro. Terima kasih, Mike.  Kita akan mengatakan yang sebenarnya tentang pasal-pasal konstitusi, tentang kudeta,” kata Maduro.

Wartawan Reuters melaporkan sebelum hari Jum’at, diplomat Amerika meninggalkan kedutaan besar AS di Caracas menuju ke banadara dalam sebuah konvoi dengan pengawalan polisi. Dalam pidato berapi-api pada hari Rabu, Maduro memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington dan memerintahkan para diplomat AS segera ke luar dari Venenzuela dengan batas waktu 72 jam.***

Berita Terkait

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25
Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:47 WIB

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 8 November 2024 - 21:38 WIB

Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman

Minggu, 3 November 2024 - 18:36 WIB

Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB