Makam Bitung Wulung Wisata Ziarah Peninggalan Kerajaan Sunda

Selasa, 12 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

lokasi makam atau pasarean Bitung Wulung, yang dianggap keramat berada di bawah rimbunnya pohon beringin. (Foto: Dok Disparbud KBB)

lokasi makam atau pasarean Bitung Wulung, yang dianggap keramat berada di bawah rimbunnya pohon beringin. (Foto: Dok Disparbud KBB)

Makam Bitung Wulung lebih dikenal orang luar ketimbang penduduk lokal. Usut punya usut ternyata makam itu selain dianggap keramat juga sarat dengan sejarah kerajaan Sunda. Begini kisahnya.


DARA – Makan Bitung Wulung berada di Desa Cipada Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo (Foto: Istimewa)

Penduduk disana belum banyak yang tahu kebaradaan makan keramat itu. Tapi, orang luar daerah justru berdatangan, diantaranya warga dari Bekasi dan Karawang. Mereka berziarah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo mengatakan,  makam itu lebih dikenal dengan sebutan “pasarean”.

“Cerita Abah Wawan, tiba-tiba ia kedatangan warga dari Karawang yang dapat petunjuk untuk ziarah ke makam keramat itu. Entah darimana petunjuk itu, namun mereka mencari Abah Wawan,” ujar Heri, seraya menjelaskan bahwa Abah Wawan adalah sesepuh yang menjaga makam keramat tersebut, Selasa (12/10/2021).

Berdasarkan penuturan Abah Wawan, lanjut Heri, makam itu suka dikunjungi orang-orang yang menyalahgunakan keberadaannya, sehingga Abah Wawan menjaga makam tersebut dengan seksama.

Di situ juga pernah ditemukan gerabah, sisa peninggalan zamannya, dan untuk menghindari tangan-tangan jahil, penemuan itu disimpan kembali di tempat yang dirahasiakan.

Kemungkinan besar, kata Heri, masih ada benda-benda keramat di sekitar situ yang belum tergali. Hal itulah, yang menjadi pertimbangan pihak KBB hendak melindungi peninggalan sejarah tersebut.

“Ke depan, kita mau tata dan kita invetarisir sejarahnya seperti apa. Mudah-mudahan saja, anggaran perubahan tahun ini, ada. Kalaupun tidak ada, akan kita anggarkan kembali di tahun depan,” tutur Heri.

Untuk penataan tersebut, minimal bisa mengantongi perjanjian kerja sama (PKS) dengan pihak Perkebunan. Kebetulan letak makam keramat tersebut, berada di kawasan perkebunan.

Luas lahan yang bisa dikelola untuk wisata sejarah ini, sekitar 1,5 Ha. Posisi makam berada di dataran tinggi daerah tersebut. “Posisinya di atas, sehingga bisa melihat pemandangan daerah Padalarang, Purwakarta sekalipun bisa terlihat dari tempat itu,” ujar Heri.

Sedikit mengupas tentang Makam Keramat Bitung Wulung, Heri menyebutkan jika makam itu disinyalir telah ada sebelum zaman Prabu Siliwangi.

Konon kabarnya, tempat tersebut suka dipakai tempat peristirahatan para raja, yang ingin Burangrang. Daerah lintasan ini dijaga oleh Panglima dengan nama panggilan Jaga Reksa.

Jaga Reksa inilah, yang memiliki nama asli Bitung Wulung. Saat wafat, Jaga Reksa dimakamkan di tempat yang sekarang peninggalannya berupa batu-batu dengan bentuk makam.

Sebenarnya, makam di sekitar itu ada beberapa. Cuma hingga kini, belum diketahui pasti, selain Jara Reksa, makam siapa lagi.

Heri juga mengatakan, jika Makam Keramat Bitung Wulung bisa dikembangkan dan dijadikan wisata ziarah. Aksesibilitas menuju titik lokasi, lumayan terjangkau.

Kendaraan roda empat bisa masuk hingga ke titik lokasi, kendati jalan yang dilalui masih banyak bebatuan. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Lembang Dano dan Bukit Senyum.

“Sebenarnya di Bandung Barat ada beberapa makam keramat. Seperti di wilayah selatan, makam itu merupakan makam waliyulloh. Kalau yang Bitung Wulung, kayaknya cocok dijadikan Wisata Ziarah,” ujarnya.*** (Heni/Advetorial)

Editor: denkur

Berita Terkait

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi
Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Pekan Kebudayaan Jawa Barat, Harmoni Keberagaman Warisan Leluhur
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 17:13 WIB

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:36 WIB

Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB