Malam Jumat ini Bupati Bandung nginap di sebuah rumah panggung berlantai papan kayu di Kampung Ciakar. Begini ceritanya.
DARA – Bupati Bandung Dadang Supriatna menelusuri jalan bebatuan dan berlumpur, sejauh sekitar dua kilo meter, hingga papayung agung (bupati) itu tahu secara riil kondisi fisik jalan menuju akses Kampung Ciakar tersebut.
Namun, sebelumnya ia beserta istri dan rombongan menggelar pertemuan dengan masyarakat di depan Kantor Desa Cihawuk.
Selepas itu, bupati menuju Ciakar, sebuah kampung yang berada di Desa Cihawuk. Pendek cerita, bupati beserta istrinya yakni Hj Emma Dety Supriatna nginap di sebuah rumah yang konon sudah berdiri puluhan tahun silam.
Rumah sederhana itu dihuni oleh sebuah keluarga bersahaja, pasangan suami istri, Muslih dan Entin dan empat anaknya.
Tepatnya rumah itu berdiri anggun di Kampung Ciakar RT 02/RW 12 Desa Cihawuk Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Lalu, ada apa bupati beserta istri tercinta Hj Emma Dety Supriatna nginap disana?
Ternyata, bupati berserta rombongan sedang kembali melaksana program saba desa atau Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) yang digelar secara rotin sejak ia memangku jabatan Bupati Bandung.
Bunga Desa ke-9 di Kecamatan Kertasari ini dilaksanakan hari ini Kamis hingga Jumat besok (10/6/2022), dengan berbagai kegiatan yang dikemas bersama jajaran Perangkat Daerah Kabupaten Bandung.
“Abdi bade nginep di dieu, wios?” tanya Bupati Bandung kepada Muslih dan Entin, yang artinya bupati meminta izin untuk ikut nginap di rumah itu.
Sang pemilik pun menginzinkannya. “Mangga,” kata Entin.
Dalam obrolannya dengan bupati, diketahui pasangan suami istri ini, Muslih dan Entin ini kesehariannya sebagai pekerja buruh tani. Muslih dalam sehari mendapatkan upah kerja Rp50.000, sedangkan Entin Rp30.000.
“Pendapatan Rp80 ribu per hari, bisa menghidupi empat anak,” katanya.
Bupati Bandung pun sempat bertanya usia rumah yang ditempati Muslih dan Entin tersebut.
“Nanti saya bantu memperbaiki rumah ini melalui program bedah rumah,” kata bupati.
Bupati pun meminta identitas kependudukan penghuni rumah tersebut untuk dimasukkan ke dalam program bedah rumah.
“Saya akan memberikan hadiah di sini 10 rumah untuk dibedah. Nanti KTP-nya dikumpulkan dan dicatat nama-namanya,” kata bupati.
Bupati melihat rumah milik Muslih dan Entin itu bisa dirapihkan, meski umumnya para penghuni rumah di Kampung Ciakar itu lebih tertarik rumah panggung, sebab kalau rumah berlantai keramik terasa dingin, katanya.
Lalu, bupati memberi semangat kepada anak-anak pasangan itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Apalagi kalau hatam Alquran bisa dapat beasiswa atau sekolah/kuliah gratis,” ujar bupati.
Editor: denkur