Manajemen Pengendalian Harga Menjelang Ramadan

Kamis, 9 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pangan sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pilar utama pembangunan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik.


DARA | Demikian disampaikan Pakar Ekonomi Pertanian Prof Dr M Jafar Hafsah dalam diskusi bertajuk “Manajemen Pengendalian Harga Menjelang Ramadhan” di universitas Paramadina, Rabu (8/3/2023).

Acara yang digelar secara hibrid ini dibuka oleh Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini, M.Sc., Ph.D.

Turut hadir sebagai pembicara Dr Handi Risza, SE, M.Ec. dosen pascasarjana Universitas Paramadina, dan Ariyo DP Irhamna, SE, M.Sc. Dosen Manajemen Universitas Paramadina.

“Kedaulatan pangan dan kemandirian pangan merupakan fondasi dari terwujudnya ketahanan pangan. Outcome dari ketahanan pangan adalah masyarakat dan perseorangan yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.” tutur Jafar.

Hal penting yang harus dilakukan, menurut Prof Jafar adalah perencanaan, data dan pemetaan, koordinasi, memastikan ketersediaan infrastruktur dan saprodi, komoditi, distribusi, pemantauan, supervisi dan pengawas ketersediaan pangan di wilayah dan monev.

Dalam paparannya Dr Handi Risza menyinggung pertumbuhan global yang diprediksi terus mengalami tren penurunan.

“Pada 2023, pertumbuhan global diproyeksikan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023,” ujarnya.

Handi juga menyinggung rantai pasok yang belum sepenuhnya pulih menyebabkan masih tingginya inflasi global.

“Inflasi global diperkirakan turun dari 8,8 persen (2022) menjadi 6,6 persen (2023), angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata inflasi tahun 2017-2019 yaitu 3,5 persen,” katanya.

Terkait kenaikan harga menjelang ramadhan Handi mengingatkan perlu dicermati komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada bulan Ramadan, seperti bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komiditas lainnya.

Ia juga merekomendasikan kebijakan dalam pengendalian harga.

“Kebijakan mempertebal pasokan dalam rangka stabilisasi harga dilakukan dengan menggunakan produksi dalam negeri serta impor perlu dilakukan secara presisi sesuai permintaan aktual. Kebijakan dengan memberikan subsidi, baik transportasi maupun harga,” sarannya.

Kebijakan dua persen dari dana transfer umum (DTU) dalam APBD sebagai insentif untuk kebutuhan pangan melalui bansos dan insentif untuk transportasi, perlu didorong agar dapat terealisasi dengan baik di daerah, agar stabilisasi harga terwujud dengan baik.

“Koordinasi stakeholder dalam bentuk kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu dioptimalkan. Langkah membentuk taskforce atau sales motorist untuk memaksimalkan proses distribusi produk kebutuhan selama Ramadhan, dengan sasaran utama menjaga keseimbangan supply and demand,” tuturnya.

Pembicara lainnya, Ariyo DP Irhamna menyatakan perlunya perbaikan kondisi di hulu. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produktivitas, antisipasi alih fungsi lahan pertanian, penguatan kelembagaan koperasi dan peningkatan kesejahteraan petani.

“Selanjutnya kelancaran distribusi dan tata niaga Komoditas yakni optimalisasi dan modernisasi sistem resi gudang, pemanfaatan teknologi untuk tracking produk dan monitoring harga,” ujarnya dalam rilis Kamis (9/3/2023).

Sedangkan untuk Perbaikan kondisi hilir Ariyo menyarankan penerapan penanganan pascapanen yang baik dan benar (good handling practices), Pemetaan pola konsumsi, Optimalisasi asuransi pertanian, Penerapan circular economy.

Editor: denkur | Foto: Istimewa

Berita Terkait

Berkomitmen Terus MengEMASkan Indonesia, Pegadaian Cetak Laba 5,85 Triliun Selama Tahun 2024
Penyerapan LPG 3 kg Melonjak, Pertamina Patra Niaga Pantau Stok di Pangkalan
Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg
Sosialisasikan Koperasi ke Petani, Elis Siti Aisyah Jelaskan Manfaat Berkoperasi
Presiden Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8 Persen
Harga Minyak Jelantah UCollect Mengikuti Harga Pasar, Bisa Cek di MyPertamina
Sebanyak 600 UMKM dari 30 Kota Antusias Ikuti Program Inkubasi Sahabat FINATRA
Pegadaian Jadi Pelopor Usaha Bulion di Indonesia, Bagaimana Proyeksi Investasi Emas di Tahun 2025?
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 Februari 2025 - 11:33 WIB

Berkomitmen Terus MengEMASkan Indonesia, Pegadaian Cetak Laba 5,85 Triliun Selama Tahun 2024

Sabtu, 1 Februari 2025 - 11:46 WIB

Penyerapan LPG 3 kg Melonjak, Pertamina Patra Niaga Pantau Stok di Pangkalan

Kamis, 30 Januari 2025 - 14:51 WIB

Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg

Rabu, 22 Januari 2025 - 20:18 WIB

Sosialisasikan Koperasi ke Petani, Elis Siti Aisyah Jelaskan Manfaat Berkoperasi

Senin, 20 Januari 2025 - 09:20 WIB

Presiden Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8 Persen

Berita Terbaru

mobil sim keliling kota Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Selasa 04 Februari 2025

Selasa, 4 Feb 2025 - 05:49 WIB

Ketua DPC Hiswana Migas Sukabumi, H Eten Rustandi (Foto: Istimewa)

HEADLINE

Mengungkap Tabir Hilangnya Si Melon, Simak Penjelasan H Eten

Senin, 3 Feb 2025 - 20:28 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Puluhan Guru SD di Sukabumi Ikuti Bimtek STEM, Apa Itu?

Senin, 3 Feb 2025 - 17:18 WIB