DARA | BANDUNG – Pemprov Jawa Barat terus mendorong pemberdayaan ekonomi kreatif desa. Tak hanya melalui pemanfaatan bambu sebagai bahan dasarnya, melainkan sekaligus pelestariannya untuk konservasi.
“Di samping mereka meningkatkan ekonomi kreatif yang ada di desa-desa tapi juga menjaga lingkungannya, menjaga bambunya supaya tidak habis karena mereka setelah menebang bambu kemudian menanam kembali dengan teori yang sangat modern,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, saat ditemui Tim Peliput Humas Jabar seusai beraudiensi dengan HLI terkait program Bambu Juara Bambu Jawa Barat (Baju Baja) di Gedung Sate, Bandung, kemarin.
Untuk itu, lanjut Uu, Pemprov Jawa Barat akan memberikan bantuan baik untuk permodalan maupun peralatan yang dibutuhkan untuk pengrajin. “Provinsi Jawa Barat insyaallah, untuk permodalan kami sampaikan tentang program Kredit Mesra. Tetapi untuk alat-alat untuk membuat kerajinan dari bambu ini akan kami bantu sesuai dengan kebutuhan di desa. Tapi tetap harus diawali dengan pelatihan,” ujar Uu.
Program Baju Baja menargetkan seratus desa binaan hingga Oktober 2019. Ketua Program Baju Baja, Oki Hikmawan, menuturkan, desa-desa ini akan dibina untuk membangun potensi kearifan lokal daerahnya melalui bambu. “Ke mana desa itu akan kami arahkan? Adalah peningkatan kearifan lokal, pemberdayaan masyarakat desa untuk menjadikan bambu sebagai tolok ukur ekonomi kreatif di masing-masing desa.”
Dari 19 desa yang telah dibina, empat desa sudah diplot untuk memproduksi kriya bambu dengan produk tertentu, yakni Desa Kalijati Timur di Subang dengan produk bambu laminasi, Desa Ciaseum Girang di Subang (produk kreasi dekor kap lampu), Desa Kujang Sari di Kota Banjar (produk peralatan dapur), dan Desa Kadudampit di Kabupaten Sukabumi (produk kreasi lampu duduk).
“Jadi, zonasinya sudah kami tempatkan, dari 19 desa ini arahan-arahannya sudah ada bagaimana agar tidak terjadi penumpukan barang atau produk,” katanya.
Sementara dari sisi konservasi, Baju Baja berkomitmen melatih pengrajin untuk melakukan penanaman kembali. Untuk itu, Baju Baja sedang menyiapkan MoU dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk program pembibitan bambu langka dan persiapan lahan untuk konservasi.
“Kami akan tetap lanjutkan dan kami tindak lanjuti bagaimana menciptakan desa kreatif di Jawa Barat tidak hanya berinovasi dipemanfaatan bambu saja tapi pengelolaan dan konservasi bambunya,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan