Namun, lanjut Marcell, memang banyak yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan vaksinasi di area destinasi wisata, diantaranya ketersediaan obat vaskin, petugas tenaga kesehatan, dan kesiapan lokasi pelaksanaan.
DARA- Dua tempat wisata di Kabupaten Bandung mulai diuji coba untuk dibuka dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dimana salah satu aturannya adalah melarang anak dibawah usia 12 tahun untuk masuk ke area wana wisata.
Uji coba pembukaan dua destinasi wisata tersebut disambut gembira pengelola Glamping Lakeside Rancabali, Marcell. Meskipun memang ada beberapa aturan baru seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat pengunjung akan masuk ke area wisata, namun Marcell optimis uji coba tersebut bisa membangkitkan kembali gairah perekonomian pada sektor wisata.
Semua kebijakan serta aturan yang dibuat pemerintah, menurutnya bukan hanya sekedar untuk membatasi aktivitas masyarakat, namun dibalik itu selalu ada niat baik dari pemerintah termasuk untuk membangkitkan dan memajukan lagi perekonomian masyarakat.
“Seperti aturan dilarangnya anak dibawah usia 12 tahun masuk ke wahana wisata, itu karena pada uji coba pembukaan wisata ini menggunakan aplikasi PeduliLindungi dimana setiap pengunjung wajib menunjukkan sertifikat vaksin, sementara vaksinasi itu baru diberlakukan untuk yang 12 tahun keatas, jadi memang anak-anak dibawah 12 tahun nggak bisa masuk karena mereka nggak punya sertifikat vaksin, tapi aturannya sebenarnya setahu saya bukan hanya anak dibawah usia 12 tahun aja, semua usia juga nggak bisa masuk kalau mereka belum divaksin,” papar Marcell kepada dara.co.id melalui sambungan telepon, Minggu (12/9/2021).
Ia mengatakan semua aturan memang harus dipatuhi, karena melawan pandemi covid-19 harus dilakukan bersama oleh semua pihak. Uji coba pembukaan destinasi wisata tersebut harus diapresiasi dengan baik, bukan hanya dari segi pengelola wisata atau pemerintah saja tetapi juga para wisatawan harus bekerjasama dengan baik terutama dalam penerapan protokol kesehatan.
“Buat saya, ikutin aja semua aturan dari pemerintah, itu buat kebaikan bersama,” ujarnya.
Menurutnya yang terpenting dari semua upaya dan perjuangan yang telah dilakukan selama ini dalam melawan pandemi covid-19 adalah tetap menaati protokol kesehatan. Pasalnya, apapun usaha kita, bahkan yang sudah divaksin sekalipun akan tetap beresiko terpapar covid-19 apabila tidak menerapkan protokol kesehatan.
“Yang sudah divaksin saja, kan masih ada yang kena, itulah makanya yang paling utama adalah menjaga protokol kesehatan, seperti di area wisata kami yang memang selama hampir dua tahun ini tetap menjaga ketat protokol kesehatan bagi pengunjung,” ujarnya.
Marcell mengatakan, untuk pelaksanaan vaksinasi di lokasi destinasi wisata yang dikelolanya, saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Persatuan Pengusaha Pariwisata Jawa Barat agar daat segera melaksanakannya.
Namun, lanjut Marcell, memang banyak yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan vaksinasi di area destinasi wisata, diantaranya ketersediaan obat vaskin, petugas tenaga kesehatan, dan kesiapan lokasi pelaksanaan.
“Jangan sampai terjadi kerumunan dan malah menimbulkan klaster baru, terlebih kemungkinan kita akan mengadakan vaksinasi dengan kuota seribu orang,” katanya.
Glamping Lakeside Rancabali sendiri saat ini baru membuka area restoran (kapal pinishi) saja, dimana dari kapasitas 350 orang, pada area restoran tersebut hanya boleh diisi oleh 50% pengunjung, karena pada barcode aplikasi PeduliLindungi memang ada kuota yang harus diisi, nantinya kalau sudah melebihi kuota, pengunjung tidak akan bisa masuk.
“Hari ini jam 12 siang kita baru memasangkan barcode dan melakukan uji coba, karena barcodenya baru kita dapat tadi malam, baru tadi kita print dan pasang. Hari ini yang datang kalau orang dewasa udah banyak dan kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.
Editor : Maji