Sejak dilanda pandemi Covid-19, sistem pembelajaran di semua jenjang pendidikan diubah dengan sistem belajar di rumah (BDR) melalui media dalam jaringan (daring).
DARA | BANDUNG – Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) belajar sistim BDR lebih sulit karena pendidikannya ditekankan pada motorik dan psykis.
“Orang tua mengeluh karena mengalami banyak kesulitan kalau pembelajaran secara BDR. Akhirnya kita terapkan dengan sistim jarunjung (belajar dengan cara guru berkunjung),” ujar Kepala Bidang PAUDNI Dinas Pendidikan (Disdik) KBB, Sudaryat, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/9/2020).
Sistim jarunjung tersebut, meski tatap muka, dipandang relatif aman karena peserta didiknya dibatasi. Hanya lima peserta didik dengan bimbingan satu guru dalam setiap pertemuannya.
Menurut Sudaryat, tempat belajar bisa di rumah orang tua siswa atau tempat-tempat cukup strategis lainnya yang memenuhi protokol kesehatan. Selama ini, sistim jarunjung telah dilakukan pada 1.200 TK dan Kelompok Belajar (Kober) se-KBB.
“Tapi sesekali, anak perlu juga dibawa ke belajarnya secara bergiliran. Biar mengenal sekolahnya,” ujarnya.
Menyikapi sejumlah pengaduan dari warga yang menyebut masih ada diantaranya PAUD dan TK belajar secara tatap muka, Sudaryat langsung lakukan pengecekan. Ia menegaskan hingga saat ini pemerintah masih menerapkan sistim pembelajaran BDR.
“Ketika saya cek, memang ada diantaranya yang belajar secara tatap muka. Mungkin, seperti yang kita terapkan, pas mereka lagi kunjungan sekolah. Tapi itu bukan lembaga di bawah kita (Disdik),” pungkasnya ***
Editor: denkur