DARA | BANDUNG – Menurut Menko Maritim, Ruhut B Panjaitan, melihat masih ada banyak yang harus dikerjakan dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum. Dia satu sisi ia pun menilai pelaksnaan program tersebut sudah banyak kemajuan.
Menurut dia, banyaknya hal yang harus dikerjakan itu, karena belum maksimalnya koordinasi antara kementerian terkait dan juga BUMN. Karena itu ia meminta pihak-pihak tersebut jangan bergerak sendiri-sendiri.
“Tingkatkan koordinasi agar dana, baik yang dimiliki kementerian maupun BUMN, bisa berdaya guna maksimal,” kata dia, dalam kunjungan kerjanya ke Terowongan Nanjung Curug Jompong, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/8/2019).
Selain itu, sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat terkait jenis pohon yang baik ditanam di lahan miring, harus terus diperkuat. Seperti di wilayah Cisanti, Kecamatan Pangalengan, ia melarang petani menanam kentang pada lahan miring.
“Karena akan berakibat longsor dan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Campurkan penanamannya dengan kopi, sereh wangi, damar, dan tanaman keras lainnya yang juga memberikan keuntungan buat rakyat,” ujar Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum ini.
Tntang penanganan banjir Bandung Selatan melalui Terowongan Nanjung, menurut dia, harus ditunjang lahan yang luas sebagai penampungan atau resapan air. Selain itu, kerjasama dengan pihak akademisi pun perlu terus dilakukan.
Terowongan yang direncanakan selesai November 2019 ini, masih menurut dia, dia bisa mengurangi 20 persen risiko banjir. Spot-spot persiapan penampungan resapan air yang luasnya 5 hektar juga cukup bagus.
“Tapi saya kira luasnya harus di kisaran 500 hektar, berupa danau kecil atau situ baru. Oleh karenanya, kajian dari Bappenas bekerjasama dengan studi dari ITB, perlu dipertimbangkan dengan cermat,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bnadung, H Dadang M Naser, mengaku pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat atau pihak industri yang masih membuang sampah sembarangan. “Teguran dan sanksi kepada industri yang masih membuang limbah cair sembarangan, terus kita lakukan. Mohon perhatian dan kesadaran semua pihak untuk tidak mencemari lingkungan.”
Menurut bupati, yang turut mendampingi menteri dalam kunjungan tersebut, baik limbah domestik maupun limbah industri, sama memberikan andil yang kuat dalam merusak kualitas air di DAS Citarum. Ia meminta, jangan lagi saling menuding antarpihak dan tingkatkan pengawasan serta tumbuhkan kesadaran dari diri masing-masing.
“Perbaiki pola tanam di kemiringan, perhatikan sabuk gunung, stop pembalakan liar, stop buang sampah sembarangan,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan