‘Ya..masih ingat dengan Reynard Sinaga? Ia adalah warga negara Indonesia yang sempat bikin geger jagat Inggris karena perkosaan yang ia lakukan hingga ia dijatuhi vonis 30 tahun penjara.
DARA | JAKARTA – Kabar terbaru dari Inggris. Reynard lelaki berusia 36 tahun itu, dipindahkan selnya yang tadinya mendiami Lembaga Pemasyarakatan Strangeways, kini jadi di Penjara Wakefield di West Yorkshire.
Penjara itu dikabarkan paling sadis, yaitu sebuah penjara khusus menampung para penjahat kelas kakap dan berbahaya, sehingga penjara itu dijuluki sebagai “Puri Monster”.
Dilansir CNNIndonesia dari The Sun, Senin (20/4/2020), sampai saat ini Kementerian Hukum Inggris belum memberikan komentar soal hal itu.
Hakim pada pengadilan Manchester menjatuhkan hukuman 30 tahun penjara terhadap Reynhard pada 30 Januari lalu. Hakim menyatakan Reynhard terbukti bersalah melakukan 159 kali pelecehan seksual, termasuk 136 tindak perkosaan.
Menurut hakim, modus Reynhard adalah memperdaya korbannya dengan minuman keras dan narkoba hingga tidak sadarkan diri. Setelah itu dia memperkosa korban-korbannya sembari direkam dengan kamera video.
Ibu Reynhard, Normawati, sempat membesuk anaknya di Strangeways. Dia menyatakan sang anak baik-baik saja selama di penjara.
Masih dikutip dari CNNIndonesia, Jaksa Kota Manchester mengusulkan kepada Jaksa Agung Inggris untuk memperberat hukuman Reynhard. Hakim yang menjatuhkan vonis, Suzan Goddard, menyatakan Reynhard adalah predator seks terbesar sepanjang sejarah Inggris.
Penyidik Inggris meyakini bahwa jumlah korban Reynhard sebenarnya ada sekitar 195 orang.
Seluruh kejahatan itu dilakukan pria kelahiran Jambi tersebut sejak 1 Januari 2015 hingga Juni 2017. Reynhard datang ke Inggris pada 2007 dengan visa pelajar.
Universitas Manchester yang menjadi tempat Reynhard menimba ilmu mencabut dua gelar magister yang disandangnya.
Pejabat KBRI London, Gulfan Afero, menyatakan pihak kampus mencabut dua gelar akademik itu atas pertimbangan keputusan Pengadilan Manchester pada 6 Januari lalu.
Reynhard atau biasa disapa Rey, menerima dua gelar dalam bidang sosiologi dan perencanaan dari Universitas Manchester. Dia kemudian melanjutkan studi untuk meraih gelar PhD di Universitas Leeds.**
Editor: denkur