Masih Terjadi di Cianjur, Belasan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan

Kamis, 8 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI. Foto: suara.com

ILUSTRASI. Foto: suara.com

DARA | CIANJUR — Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih terjadi, meskipun angkanya terus mengalami penurunan.

Sepanjang 2019 berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, terdapat 17 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. 12 kasus di antaranya merupakan kekerasan seksual terhadap anak.

Kepala Bidang Advokasi dan Penanganan Perkara P2TP2A Cianjur, Lidya Indayani Umar, mengatakan 17 perkara yang masuk selama 2019 terdiri atas 12 kasus persetubuhan, tiga kasus sodomi, dua kasus human trafficking dan satu kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Lidya mengklaim, jumlah perkara yang masuk, terutama kekerasan seksual, menurun dibandingkan tahun sebelumnya, 28 kasus. Sedangkan kasus yang paling banyak, terjadi pada April 2019 dengan enam kasus terdiri atas tiga kasus persetubuhan dan tiga kasus pencabulan/sodomi.

“Angkanya menurun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun ini, jumlah kasus yang cukup banyak terjadi pada April lalu. Di mana korbannya merupakan anak di bawah umur,” katanya, Kamis (8/8/2019).

Lydia menyebutkan, secara keseluruhan, korban anak untuk kekerasan seksual sebanyak 24 orang dan empat orang lainnya dewasa. Pihaknya mencatat pada 2017, terjadi 30 kasus persetubuhan, dua kasus pencabulan. Namun untuk kasus sodomi hanya ada 2 kasus.

Sedangkan tahun 2016 sebanyak 65 kasus kekerasan seksual. “Setiap tahunnya terjadi penurunan yang sangat signifikan, baik untuk persetubuhan, sodomi, dan kekerasan seksual lainnya. Kekerasan seksual rata-rata pelaku merupakan orang terdekat, mulai dari tetangga, saudara, paman, kakek, bahkan orangtua,” ujarnya.

Dari sejumlah kasus yang terjadi,menurut dia, sebagian besar dipicu adanya kelainan psikologis, hingga hasrat biologis yang tidak tersalurkan karena pelaku lama ditinggal istri, terutama yang bekerja ke luar negeri.

Kekerasan seksual tersebut, lanjut Lidya, masuk ke ranah kekerasan rumah tangga. Ketika korban tidak mengikuti kemauan pelaku, biasanya dipaksa hingga terjadi kekerasan.

“Anak korban pelecehan seksual akan mengalami gangguan psikologinya, seperti ada rasa ketakutan untuk bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan. Bahkan korban akan takut melihat laki-laki, hingga terus mengalami gangguan tidur,” katanya.

Sedangkan korban sodomi, lanjut Lidya, anak relatif akan berubah perilaku seperti sering berkata kasar, temperamen. Bahkan berpotensi menjadi predator anak atau pelaku sodomi di kemudian hari.***

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

 

Berita Terkait

Polri Ungkap Sindikat Penipuan Online Berkedok Fake BTS dan SMS Blast, Dua WNA Cina Ditangkap di SCBD
Diduga Ada Unsur Kesengajaan, Polri Sigap Tanggapi Kebakaran di Puncak Jaya
Selewengkan Insentif Nakes saat Covid, Tiga Pejabat RSUD Palabuhanratu Divonis Penjara
Dugaan Korupsi Dana Iklan Bjb, KPK Umumkan Lima Tersangka
Bawa Kabur Mobil Rental, TR Diciduk Jajaran Polres Garut
Polres Cirebon Kota Ungkap Jaringan Peredaran Sabu, 32 Paket Sabu Disita
Beraksi Saat Penghuni Rumah Salat Tarawih, Pencuri Gondol Barang Berharga
Hendak Curi Sepeda Motor, Aksi Pemuda Ini Digagalkan Warga
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 24 Maret 2025 - 22:22 WIB

Polri Ungkap Sindikat Penipuan Online Berkedok Fake BTS dan SMS Blast, Dua WNA Cina Ditangkap di SCBD

Jumat, 14 Maret 2025 - 15:37 WIB

Diduga Ada Unsur Kesengajaan, Polri Sigap Tanggapi Kebakaran di Puncak Jaya

Jumat, 14 Maret 2025 - 12:42 WIB

Selewengkan Insentif Nakes saat Covid, Tiga Pejabat RSUD Palabuhanratu Divonis Penjara

Kamis, 13 Maret 2025 - 23:27 WIB

Dugaan Korupsi Dana Iklan Bjb, KPK Umumkan Lima Tersangka

Kamis, 13 Maret 2025 - 10:58 WIB

Bawa Kabur Mobil Rental, TR Diciduk Jajaran Polres Garut

Berita Terbaru


Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri panen raya padi di Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay.(Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

Presiden Prabowo Panen Raya di Majalengka, Bupati Bandung di Ciparay

Senin, 7 Apr 2025 - 13:23 WIB