“Ya, mau bagaimana lagi terpaksa pakai air kubangan untuk mandi, cuci dan kakus. Sudah hampir tiga bulan,” kata Kokom Komariah.
DARA | CIANJUR – Masyarakat Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memanfaatkan air kubangan untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Sulitnya warga di wilayah itu untuk mendapatkan air bersih akibat ambrolnya jaringan irigasi Sungai Cikondang yang selama ini mampu mengairi sejumlah desa di wilayah itu.
Kokom Komariah (50) seorang warga setempat mengungkapkan, dirinya terpaksa menggunakan air kubangan untuk dapat memenuhi kebutuhan MCK. Sumur resapan miliknya sudah hampir tiga bulan terkahir kering.
“Ya, mau bagaimana lagi terpaksa pakai air kubangan untuk mandi, cuci dan kakus. Sudah hampir tiga bulan,” kata Kokom, kepada wartawan, Kamis (23/7/2020).
Kokom menuturkan, sejumlah warga sudah mengeluhkan gatal pada kulitnya akibat penggunaan air kubangan yang memang sangat tidak layak.
“Kami sudah mulai merasakan gatal, karena kondisi air yang memang kotor. Sementara untuk keperluan memasak dan minum kami terpaksa membeli air galon isi ulang,” ujarnya.
Sementara itu, Taufik (45), warga lainnya mengatakan kesulitan air bersih, tak hanya dirasakan warga Desa Cisalak. Tapi juga dialami enam desa lainnya, yaitu Desa Sukaraharja, Sukamaju, Mayak, Cibaregbeg dan Cimanggu.
“Sejumlah desa yang mengalami kesulitan air bersih, itu merupakan wilayah desa yang selama ini mengandalkan sumber airnya dari aliran Sungai Cikondang. Sejak aliran irigasinya ambrol, wilayah itu juga mengalami kesulitan air,” jelas Taufik.
Taufik menyebutkan, wilayah desa tempat tinggalnya merupakan wilayah resapan air. “Saya sudah membuat sumur bor sedalam 18 meter, masih saja tidak keluar air. Jadi memang, pembangunan aliran irigasi yang ambrol itu harus segera diselesaikan,” ungkap Taufik.***
Editor: Muhammad Zein