Masyarakat Desa Cisalak Manfaatkan Air Kubangan untuk Kebutuhan MCK

Kamis, 23 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para warga Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memanfaatkan air kubangan untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK). (Foto: Angga Purwanda.dara.co.id)

Para warga Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memanfaatkan air kubangan untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK). (Foto: Angga Purwanda.dara.co.id)

“Ya, mau bagaimana lagi terpaksa pakai air kubangan untuk mandi, cuci dan kakus. Sudah hampir tiga bulan,” kata Kokom Komariah.


DARA | CIANJUR – Masyarakat Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memanfaatkan air kubangan untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Sulitnya warga di wilayah itu untuk mendapatkan air bersih akibat ambrolnya jaringan irigasi Sungai Cikondang yang selama ini mampu mengairi sejumlah desa di wilayah itu.

Kokom Komariah (50) seorang warga setempat mengungkapkan, dirinya terpaksa menggunakan air kubangan untuk dapat memenuhi kebutuhan MCK. Sumur resapan miliknya sudah hampir tiga bulan terkahir kering.

“Ya, mau bagaimana lagi terpaksa pakai air kubangan untuk mandi, cuci dan kakus. Sudah hampir tiga bulan,” kata Kokom, kepada wartawan, Kamis (23/7/2020).

Kokom menuturkan, sejumlah warga sudah mengeluhkan gatal pada kulitnya akibat penggunaan air kubangan yang memang sangat tidak layak.

“Kami sudah mulai merasakan gatal, karena kondisi air yang memang kotor. Sementara untuk keperluan memasak dan minum kami terpaksa membeli air galon isi ulang,” ujarnya.

Sementara itu, Taufik (45), warga lainnya mengatakan kesulitan air bersih, tak hanya dirasakan warga Desa Cisalak. Tapi juga dialami enam desa lainnya, yaitu Desa Sukaraharja, Sukamaju, Mayak, Cibaregbeg dan Cimanggu.

“Sejumlah desa yang mengalami kesulitan air bersih, itu merupakan wilayah desa yang selama ini mengandalkan sumber airnya dari aliran Sungai Cikondang. Sejak aliran irigasinya ambrol, wilayah itu juga mengalami kesulitan air,” jelas Taufik.

Taufik menyebutkan, wilayah desa tempat tinggalnya merupakan wilayah resapan air. “Saya sudah membuat sumur bor sedalam 18 meter, masih saja tidak keluar air. Jadi memang, pembangunan aliran irigasi yang ambrol itu harus segera diselesaikan,” ungkap Taufik.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Pisah Sambut Bupati Sukabumi Dimeriahkan Gelaran Budaya Rakyat
Kabar Terbaru Kasus Dugaan Pelecehan Pasien oleh Oknum Dokter Kandungan di Garut
Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025
Pemkab Cirebon Lindungi Buruh, Jaga Investasi! Isu Outsourcing dan Hak Pekerja Jadi Sorotan
Hearing dengan HMI, DPRD Kota Sukabumi Tanggapi Isu Ketidak Normalan PAD
Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini
Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Raker, Bahas Raperda Perubahan Badan Hukum BPR
Serahkan Petikan SK PNS dan CPNS, Bupati Sukabumi Tekankan Pengabdian
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 18:48 WIB

Pisah Sambut Bupati Sukabumi Dimeriahkan Gelaran Budaya Rakyat

Kamis, 17 April 2025 - 18:29 WIB

Kabar Terbaru Kasus Dugaan Pelecehan Pasien oleh Oknum Dokter Kandungan di Garut

Kamis, 17 April 2025 - 10:53 WIB

Pemkab Cirebon Lindungi Buruh, Jaga Investasi! Isu Outsourcing dan Hak Pekerja Jadi Sorotan

Rabu, 16 April 2025 - 18:27 WIB

Hearing dengan HMI, DPRD Kota Sukabumi Tanggapi Isu Ketidak Normalan PAD

Rabu, 16 April 2025 - 14:32 WIB

Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini

Berita Terbaru