Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengimbau kepada masyarakat untuk berperan aktif mengembalikan harga bawang putih ke harga normal.
DARA | BANDUNG – Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah mengatakan, masyarakat diminta hemat dalam mengonsumsi bawang putih. Sebab, mahalnya harga bawang putih tentu berbanding lurus dengan stok yang menipis.
“Artinya, jika stok terjaga dan konsumsi wajar atau bahkan berkurang, maka harga bawang putih akan kembali normal. Tadinya sehari bisa konsumsi 5 siung bawang putih, nah dijadikan dua hari sekarang. Rubah juga mindset-nya. Bawang putih ini bukan kebutuhan pokok utama yang harus selalu ada dan dikonsumsi,” ujar Popi di Kantor Disperindag Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (12/2/2020).
Menurut Popi, dengan cara itulah masyarakat Kabupaten Bandung bisa membantu pemerintah menekan inflasi yang cukup besar. Jika inflasi besar, maka akan berpengaruh terhadap mahalnya harga sejumlah komoditas lainnya.
“Inflasi besar yang rugi pemerintah dan masyarakat. Maka dari itu, saya pesan jangan terlalu bergantung dengan bawang putih. Stok kita masih ada kok,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kabupaten Bandung diminta untuk tidak resah dan khawatir terhadap stok bawang putih yang kini semakin langka akibat kebijakan Pemerintah Pusat menghentikan impor sementara dari China. Penghentian impor tersebut juga turut dinilai sebagai biang harga bawang putih yang semakin mahal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah menuturkan, stok bawang putih untuk Kabupaten Bandung hingga Maret 2020 masih tersedia. Terlebih, stoknya terbantu oleh produk lokal.***
Wartawan: Muhammad Zein