Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, kini sedang kritis setelah mengalami penyiksaan yang diduga dilakukan oleh keluarga majikannya.
DARA | JAKARTA – TKI itu bernama Sulasih binti Sukiran Sadli asal Demak Jawa Tengah. Menurut Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono, saat ini ia sedang tidak sadarkan diri di rumah sakit di Jeddah.
“Sulasih mengalami dugaan penyiksaan berupa mata disiram air klorin yang menyebabkan biru-biru dan sulit dibuka,” kata Eko, seperti dikutip dara.co.id dari galamedianews.com, Selasa, 14 Juli 2020.
Menurut Eko, Sulastri tak cuma mengalami luka di mata, kedua tangannya diduga disetrika dan wajah bengkak seperti bekas dipukuli. Bahkan, kemaluannya diduga diinjak-injak oleh majikan perempuan, istri dari seorang perwira muda imigrasi di Jeddah.
“Jadi memang keterlaluan dan sangat memprihatinkan juga penyiksaan oleh majikan perempuannya,” ujarnya.
Setelah mendapatkan laporan dari SMBI Jeddah, ujar Eko, KJRI langsung mendatangi Sulasih yang dibawa oleh majikan pria ke rumah sakit.
“Saat kami datang kondisi korban saat itu masih syok dan menangis. Korban bercerita disiram air klorin matanya makanya biru-biru. Mata kanannya masih bisa membuka sedikit. Terus tangannya bekas disetrika,” ujar Eko.
Masih menurut Eko, saat staf KJRI Jeddah mendatangi rumah sakit di sana sudah terdapat keluarga majikan dan polisi yang sedang patroli. Kemudian staf KJRI Jeddah langsung melaporkan ke polisi mengenai dugaan adanya kekerasan.
“Kita langsung blok majikannya supaya tidak kabur dan lapor polisi. KJRI sebagai pelapor, dan pihak majikan di-BAP (diperiksa) di kantor polisi. Di situ kami menyampaikan kondisi Sulasih dan melaporkan majikannya,” ujarnya.
Kini, polisi tengah mendalami kasus tersebut dengan mengumpulkan bukti-bukti dan mencari tahu motif di balik dugaan penyiksaan dengan mewawancarai korban yang kini masih terbaring lemah di rumah sakit.
“Memang arahnya ke penuntutan tapi tentunya pihak berwenang dan penuntut perlu mengumpulkan bukti-bukti. Jadi terduga pelaku adalah istri majikan, majikan pria adalah seorang perwira muda imigrasi,” katanya, seperti ditulis BBC News Indonesia.
Eko menambahkan, berdasarkan informasi dari korban, Sulasih bekerja sejak November tahun lalu di keluarga tersebut. Ia mulai mengalami dugaan penyiksaan sejak Februari lalu, namun tidak melaporkan ke pihak KJRI.
Sulasih telah bekerja sebagai PRT lebih dari 25 tahun di Arab Saudi. KJRI hari ini akan kembali ke rumah sakit untuk menggali informasi dari korban.
Masih dikutip dari galamedianews.com, kabar Sulasih dirawat datang dari anaknya, Anggi. Anggi ini kemudian meminta bantuan KJRI di Jeddah dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di kota tersebut.
“Berdasarkan keterangan Anggi, kondisi Sulasih penuh dengan luka, kepala sepertinya dibenturkan dengan benda keras, telinga bengkak dan kedua tanganya ada bekas setrika,” ujar Roland Kamal dari SBMI Jeddah.
Anggi, menurut SBMI, meminta KJRI Jeddah memberikan perlindungan agar ibunya mendapatkan perawatan. Bahkan bisa dipulangkan setelah hak-haknya sebagai korban dipenuhi.
Roland mengatakan, Sulasih masuk ke Saudi bukan sebagai tenaga kerja. Ia masuk dengan visa ziarah dan berangkat pada November tahun lalu.
“Kerja baru dua bulan sudah dapat perlakuan tidak enak dari majikan wanita, di waktu itu ibu Sulasih masih pegang telepon seluler. Selang satu bulan sudah hilang kontak dengan keluarga, dan baru menghubungi keluarga lebaran hari pertama,” jelas Roland.
“Itu pun didampingi majikan perempuannya dan waktu dibatasi, sampai ada kabar ini,” kata Roland mengutip informasi dari Anggi, putra Sulasih.***
Editor: denkur