OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
MENGAPA imigran (beserta keturunanannya) lebih berpikir inovatif. Ketimbang penduduk asli? Di dalamnya ada “comparative culture”.
Mereka tidak tumbuh dalam satu asumsi populasi (satus quo). Mereka mampu menggabungkan, atau memodifikasi dua sudut pandang (asal-usul dan tempat baru).
Pelatih Timnas Australia, Tony Popovic dikecam oleh publik Australia. Setelah mengumumkan 26 pemain yang akan melawan Indonesia (20 Maret), dan China (25 Maret) mendatang.
Muncul nada pesimistis untuk lolos menjadi bagian, dari 48 tim yang akan berlaga di Piala Dunia 2026 (AS, Kanada, Meksiko). Sejumlah pemain inti ‘Socceroos’, tidak disertakan dengan berbagai alasan. Publik Australia tak yakin ‘Aussie’ lolos.
Tony Popovic, yang ayahnya adalah imigran dari negerinya: Zvonomir Boban dan Davor Suker (bintang Timnas Kroasia), telah membuat keputusan.
Keputusan ‘lateral’ (berlawanan dengan asumsi publik) dengan tidak menyertakan: Nestory Irankunda (Bayern Munich), dan Noah Botic. Tanpa dua bintang serang Timnas Australia ini, publik Australia berpikir ‘remeh’ terhadap penggantinya.
Kondisi itu makin membuat runyam. Saat penjaga gawang pelapis yang setara dengan Maty Ryan (Lens/Liga Perancis), Joe Gauci (Barnsley/Liga Inggris) mengalami cedera dan tidak masuk dalam skuad melawan Indonesia.
Australia yang tidak cukup ‘ciamik’ hingga “matchday” ke-6 Group C Pra-Piala Dunia. Kini hanya terpaut satu angka saja dengan Indonesia. Memiliki poin 7, dari enam pertandingan. Negeri Kanguru ini mengalami draw 4 kali, menang sekali, dan kalah sekali.
Tak dipanggilnya bek utama Harry Souttar (Leicester City), Jordy Bos, Alessandro Circati (Parma), Hayden Matthew (Portsmouth). Serta digesernya Nectarios Triantis (bek) ke gelandang (midfielders).
Makin menegaskan, Popovic tidak takut bersikap ‘lateral’, melawan kemapanan tim yang sudah terjaga.
Mantan pemain Timnas Australia ini, berani memperbaharui lini serang. Dengan ‘memecat’ penyerang handal Mitchell Duke, lalu memasukkan kembali Daniel Arzani.
Setidaknya terdapat 10 pemain ‘baru’ yang dibawa Popovic, untuk menghadapi Indonesia di Sydney Football Stadium (Australia), Kamis (20/3).
Enam di antaranya, belum pernah memperkuat Timnas Australia, ditambah empat debutan: Kai Trewin, Alex Grant, Ryan Teague, dan Nectarios Triantis. Semuanya bermain di liga lokal Australia.
Mirisnya, kesulitan Tony Popovic nampak konkret, dengan mengambil jalan pintas. Veteran Piala Dunia 2022 Fran Karacic yang lama “gantung sepatu”, dipanggil kembali.
Sementara bek kiri veteran Jason Davidson (anggota skuad Piala Asia 2015), ikut masuk memperkuat Australia versus Indonesia dan China.
Perubahan radikal skuad “Socceroos” untuk kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. Anomali dengan perubahan radikal skuad Timnas Indonesia yang akan menjadi lawan pentingnya.
Indonesia, yang diperkuat oleh pemain-pemain Liga utama Eropa: Emil Audero (Palermo/Italia), Jay Idzes (Venezia/Italia), Dean James (Go Ahead Eagles/Belanda), Nathan Tjoe-A-On (Swansea City/Inggris), Kevin Diks (Copenhagen/Denmark), Ivar Jenner (Jong Utrecht/Belanda), Mees Hilgers (Twente/Belanda), dll.
Tentu membuat Australia gamang. Indonesia yang bertabur “abroad” dengan materi ‘valuable’, menjadikan publik Australia pesimistis .
Terlebih ‘Coach’ Patrick Kluivert, paham betul dengan filosofi bermain Timnas Indonesia. Yang sebagian besar merumput di Eropa, utamanya Belanda.
Bila tak ada aral-melintang, Indonesia akan mampu merebut tiga poin penuh di kandang Australia. Dari sisi materi dan harga pemain sendiri, Indonesia mengungguli Australia.
Akankah Tony Popovic menyusul “Coach” Graham Arnold, gagal memenangkan “matchday” melawan Indonesia (24 September 2024/Leg-1)? Akankah Australia terjungkal oleh Indonesia?
Rasanya, Indonesia akan menang!