Mau Tahu Perkembangan Otak Manusia dari Bayi Hingga Lansia? Simak Artikel Ini

Senin, 6 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILustrasi (Foto: hellosehat)

ILustrasi (Foto: hellosehat)

Otak adalah mesin penggerak segala fungsi dan aktivitas tubuh manusia. Kecerdasan, kreativitas, emosi, ingatan, dan gerakan menjadi sekian dari banyak hal yang diatur oleh otak.


DARA – Namun, tahukah Anda seperti apa tahapan perkembangan otak manusia sejak bayi hingga lansia? Cari tahu informasinya melalui penjelasan berikut.

Kapan otak mulai terbentuk dan berkembang?

Otak manusia mulai berkembang sejak berada di dalam kandungan. Tepatnya yaitu sejak minggu ketiga hingga keempat setelah pembuahan terjadi.

Pada saat ini, alur saraf yang terbentuk sejak embrio mulai menutup menjadi sebuah tabung yang kemudian disebut dengan tabung saraf.

Bagian depan tabung saraf berkembang menjadi otak, sedangkan sisanya berkembang menjadi sumsum tulang belakang. Sementara sel-sel puncak saraf menjadi sistem saraf tepi.

Di ujung depan tabung saraf, tiga area otak utama terbentuk, yaitu otak belakang, otak tengah, dan otak depan.

Pada minggu ketujuh, ketiga area ini membelah lagi menjadi bagian-bagian lain dari struktur otak. Otak manusia kemudian terus berkembang seiring usia kehamilan.

Pada usia kehamilan tiga bulan, ukuran otak telah semakin besar dengan pertumbuhan otak depan yang sangat cepat hingga membuat bagian otak lainnya menjadi lebih kecil.

Selanjutnya, pada usia enam bulan, korteks serebral mulai menutupi sebagian besar struktur otak dan mulai memisahkan diri menjadi lobus-lobus.

Hingga akhirnya pada usia kehamilan sembilan bulan, otak janin sudah terbentuk sebagaimana otak manusia pada umumnya.

Bersamaan dengan terbentuknya anatomi otak tersebut, sel-sel saraf (neuron) baru di otak juga mulai terbentuk.

Setiap neuron akan terhubung dengan neuron lainnya untuk membentuk sistem saraf dengan bantuan serat yang disebut dendrit dan akson.

Perkembangan otak manusia dari bayi hingga lansia

Begitu dilahirkan, perkembangan otak manusia masih terus berlanjut dari masa bayi hingga dewasa. Bagaimana perkembangannya?

Berikut tahapan perkembangan otak manusia sejak dilahirkan hingga masa dewasa.

Saat bayi lahir

Rata-rata pertumbuhan sel saraf selama masih dalam kandungan yaitu sekitar 250.000 sel saraf per menit.

Dengan kecepatan tersebut, bayi yang baru lahir umumnya telah memiliki sekitar 100 miliar sel saraf atau hampir seluruh neuron otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya.

Hal ini yang membuat ukuran otak bayi baru lahir telah mencapai sekitar 60% dari ukuran rata-rata otak orang dewasa.

Di sisi lain, otak bayi baru lahir mengandung sangat sedikit mielin, yaitu zat lemak yang menutupi sel saraf dan diperlukan untuk pengiriman impuls listrik.

Ini lah yang menyebabkan proses informasi dalam otak bayi jauh lebih lambat daripada orang dewasa. Meski begitu, proses pembentukan mielin otak ini terus berkembang.

Masa anak-anak

Memasuki usia tiga tahun, otak anak semakin besar menjadi 80% dari ukuran otak utuh saat dewasa. Pada usia ini, otak sebenarnya memiliki lebih dari 200 persen sinaps.

Sinaps adalah hubungan antar sel saraf yang memungkinkan informasi mengalir di antara keduanya.

Namun, seiring dengan tumbuh kembang anak, otak mulai memecah sinaps yang dianggap tidak penting, sehingga otak menjadi lebih fokus hanya pada koneksi yang penting.

Saat menginjak usia lima tahun, perkembangan otak menjadi lebih tajam. Pada usia ini, ukuran otak anak sudah sepenuhnya menyamai orang dewasa.

Bukan cuma itu, setiap pengalaman yang dirasakan anak juga akan membentuk sinaps. Itu kenapa perkembangan otak anak akan menyesuaikan dengan lingkungannya.

Usia remaja

Beberapa orang berpikir bahwa perkembangan otak manusia berhenti pada usia 18 tahun.

Faktanya, otak justru mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan pada masa ini.

Pada masa ini, ukuran dan berat otak remaja tidak berbeda jauh dengan orang dewasa, meski belum sepenuhnya matang.

Mielin yang sudah dihasilkan sejak bayi dilahirkan juga memiliki rangkaian yang lebih kompleks di masa ini.

Bagian terdepan otak, yaitu korteks prefrontal, juga mulai berkembang sekarang.

Korteks prefrontal berperan dalam fungsi kognitif, termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan.

Di sisi lain, karena korteks prefrontal masih berkembang, remaja mungkin mengandalkan bagian otak bernama amigdala untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah.

Amigdala itu sendiri terkait dengan emosi, agresi, dan perilaku naluriah. Inilah yang menyebabkan remaja sering disebut labil dan bisa salah dalam mengambil keputusan.

Beranjak dewasa

Memasuki usia 20 tahun, perkembangan korteks prefrontal sudah selesai.

Itu sebabnya, seseorang dinilai dapat membuat keputusan dan bertindak dengan lebih tepat pada usia ini.

Bukan cuma itu, Brain Facts menyebutkan bahwa kecerdasan juga mencapai puncaknya pada masa dewasa awal hingga pertengahan, yaitu sekitar usia 25 hingga 60 tahun.

Meski demikian, perkembangan otak manusia akan berhenti dan mulai menurun secara perlahan pada masa dewasa ini.

Volume sel saraf diketahui mulai menurun saat masa dewasa yang berpengaruh pada kemampuan kognitif manusia.

Bukan cuma volume, kemampuan komunikasi antar sel saraf pun menjadi tidak seefektif sebelumnya sehingga banyak orang dewasa yang sulit untuk fokus dan mempelajari hal baru.

Di samping itu, risiko penyakit saraf dan kondisi medis lainnya juga meningkat seiring pertambahan usia yang juga bisa memengaruhi fungsi otak orang dewasa.

Saat lanjut usia

Saat memasuki usia 50 tahun ke atas, ingatan mulai menjadi lebih pendek dan Anda jadi lebih mudah lupa.

Ini terjadi karena penuaan secara alami telah mengubah ukuran dan fungsi otak.

Berkurangnya kemampuan otak disebabkan oleh kematian sel-sel saraf dan sinapsis. Otak menjadi menyusut dan risiko berbagai penyakit terkait otak akan terus meningkat.

Salah satu penyakit otak yang sering dikaitkan dengan pertambahan usia adalah demensia, termasuk penyakit Alzheimer.

National Institute on Aging menyebut, jumlah orang dengan penyakit Alzheimer meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 65 tahun.

Meski begitu, penyakit Alzheimer masih mungkin dicegah.

Anda bisa rutin berolahraga, makan makanan yang sehat untuk otak, serta berhenti merokok dan minum alkohol.

Pastikan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat guna mengoptimalkan perkembangan dan kerja otak, ya!

Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan oleh hellosehat dengan judul: Mengenal Perkembangan Otak Manusia dari Bayi hingga Lansia.

Editor: denkur

Berita Terkait

Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI
Konser Dua Lipa Dibatalkan, Kemenpar Dorong Promotor Musik Optimalkan Persiapan Keamanan
DPD RI Apresiasi “Pahlawan Seni Budaya” Tim Muhibah Angklung
Swiss-Belinn Kemayoran Sambut Tahun Baru 2025 dengan The Colorful Party
Tips Packing Cerdas untuk Musim Dingin: Esensial Liburan yang Wajib Dibawa
bank bjb Manjakan Penikmat Jazz Di The Papandayan Jazz Fest 2024
Pemkab Subang Gelar Sisingaan Terpanjang di Dunia Raih Rekor Muri
NOMINATOR FFI 2024 “Koes Plus Bom Grupo Musica”
Berita ini 6 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 09:34 WIB

Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI

Senin, 11 November 2024 - 16:58 WIB

Konser Dua Lipa Dibatalkan, Kemenpar Dorong Promotor Musik Optimalkan Persiapan Keamanan

Senin, 11 November 2024 - 12:27 WIB

DPD RI Apresiasi “Pahlawan Seni Budaya” Tim Muhibah Angklung

Kamis, 31 Oktober 2024 - 16:51 WIB

Swiss-Belinn Kemayoran Sambut Tahun Baru 2025 dengan The Colorful Party

Selasa, 29 Oktober 2024 - 19:08 WIB

Tips Packing Cerdas untuk Musim Dingin: Esensial Liburan yang Wajib Dibawa

Berita Terbaru