Maulid Nabi peristiwa yang sangat layak untuk diperingati. Namun, makna pentingnya bukan pada kegiatan seremonialnya, tapi pada hikmah di balik peristiwa itu.
DARA – Begitu dikatakan Bupati Dadang Supriatna di sela acara Mieling Maulid Nabi Muhammad SAW di Situs Bumi Alit Kabuyutan Lebakwangi, Arjasari, Selasa (19/10/2021).
“Titik berat peringatan besar ini terletak pada bagaimana kita mampu memetik hikmah di balik peristiwa yang kita peringati,” ujar bupati.
Bupati mengapresiasi kegiatan Maulid Nabi yang digelar di salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Bandung. Selain menjadi tempat penyebaran agama Islam, kini Situs Bumi Alit Kabuyutan bertransformasi menjadi salah satu objek wisata religi yang potensial.
Bupati berharap kebudayaan yang ada di desa tersebut dapat terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat sekitar.
Pemkab Bandung, kata bupati, sedang berupaya mengenalkan kembali kebudayaan lokal kepada masyarakat, khususnya para generasi muda. Salah satunya melalui tiga muatan lokal dalam kurikulum pendidikan.
Pertama, siswa-siswi diwajibkan belajar Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Kedua, belajar bahasa sunda dan budaya sunda.
Ketiga anak-anak harus mendalami pendidikan keagamaan di masing-masing sekolah.
“Saya harap adanya program mulok ini dapat menjadikan anak-anak kita tetap memahami akan pentingnya Pancasila, agama dan kebudayaan, di zaman serba digital ini,” ujarnya.
Bupati menghadiri peringatan Maulid Nabi dan peresmian Lembaga Tahfidz di Pondok Pesantren Al-Istiqamah di Kecamatan Pacet.
Berdirinya Lembaga Tahfidz Al Quran, menjadi salah satu implementasi dari peringatan Maulid Nabi, dimana di dalamnya akan terjalin Ukhuwah Islamiyah, Tholabul Ilmi dan pembinaan terhadap para santri.
“Jika seorang muslim mendalami dan memahami Al Quran, tutur bupati, maka akhlak dan perilakunya tidak akan menyimpang dari ajaran yang telah dicontohkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam,” ujarnya.***
Editor: denkur