Proses transisi dari konvensional ke teknologi informasi dengan menggunakan barcode dalam bursa kerja di Jabar. Pelamar tak mesti membawa surat lamaran, cukup dengan menyimpan data lamaran dan CV dalam ponsel atau USB.
DARA | BANDUNG – Melamar kerja dalam Job Fair Milenial Festival (JFMF) 2019 para pencari tidak perlu membawa print-out lamaran dan curriculum vitae (CV), cukup dengan menyimpan data yang diperlukan di dalam ponsel atau USB. Ini merupakan proses transisi dari konvensional ke teknologi informasi dengan menggunakan barcode dalam bursa kerja di Jawa Barat.
JFMF akan digelar oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat akan menyelenggarakan JFMF2019 di kantor dinas tersebut, Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung, 11-12 Desember 2019.
Sekretaris Disnakertrans Jawa Barat, Agus E Hanafiah, mengatakan, calon pekerja harus memastikan untuk mendaftar pada lowongan kerja sesuai dengan kompetensi. Disnakertrans Jawa Barat juga membuka program pelatihan terkait membentuk pekerja mandiri, meningkatkan kompetensi, dan pelatihan pekerja migran.
“Kita akan pantau mulai dari proses pendaftaran. Perusahaan pada saat itu juga akan melakukan seleksi sehingga calon pekerja tidak perlu menunggu hasilnya terlalu lama,” ujarnya, dalam Jabar Punya Informasi (Japri) di pelataran Museum Gedung Sate, Bandung, Kamis (5/12/2019).
Ia menyebutkan, bursa kerja ini untuk mengawinkan antara orang yang memiliki kompetensi dengan perusahaan yang membutuhkan kompetensi tersebut. “Ada keluhan dari perusahaan itu soal kurangnya attitude dari calon pekerja. Makanya, kita selalu ingatkan tiga hal yaitu knowledge, skill, dan attitude.”
Agus menuturkan, gatakan bursa kerja dalam upaya mengurai angka pengangguran di daerah ini yang mencapai 1,9 juta orang. “Saat ini angkatan kerja di Jabar berjumlah 23,8 juta orang dan di antaranya 21,9 juta orang sudah berkerja.”
Pihaknya memiliki dua strategi untuk mengoptimalkan ketenagakerjaan yakni strategi menyerang dan bertahan. Untuk strategi menyerang dengan menempatkan calon pekerja memiliki daya saing dan jiwa kompetitif.
“Kita ingin menjadikan calon pekerja sebagai wirausaha baru dan memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar. Pekerja migran juga kita fasilitasi agar memiliki keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan oleh negara yang bersangkutan,” ujarnya.
Untuk strategi bertahan, menjalin hubungan harmonis dan kondusif antara pemerintah, calon pekerja, dengan dunia usaha dan dunia industri. Selain itu, perusahaan harus taat terhadap norma dan menjamin hak-hak pekerja.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Bidang Teknologi & Data Potensi Usaha, Hadi S. Cokrodimejo, menyebutkan ada 18 ribu industri di daerah ini. Mendatangkan investor ke Jawa Barat pun terus dilakukan dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan.
“Investor itu melihat proses perizinan yang cepat, sumber daya manusia dengan skill baik, tenaga kerja yang punya attitude profesional disiplin, dan personal jujur. Sektor pakaian jadi, tekstil, dan otomotif masih mendominasi penyerapan tenaga kerja sampai 33 persen,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan