Sebagai daerah potensil peternakan, Kabupaten Garut memiliki sejumlah pasar hewan: domba, kambing, sapi, ayam, dan lain sebagainya. Salah satunya Pasar Hewan Wanaraja.
DARA – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Entan Hasanudin, mengatakan, Pasar Hewan Wanaraja beroperasi Minggu dan Rabu.
“Operasional untuk Pasar Wanaraja itu Minggu sama Rabu, untuk Bayongbong Senin sama Kamis, kecuali 10 hari sebelum idul adha untuk meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat itu setiap hari (buka),” ujarnya, Kamis (29/4/2021).
Menurut Entan, harga hewan ternak di Pasar Hewan Wanaraja biasanya mengikuti harga pasar di lapangan dan tergantung pasaran. Misalkan kalau penjualnya banyak, pembelinya kurang, harganya ya turun, atau pembelinya banyak pedagangnya kurang, harga naik.
“Atau masih pagi sudah ada datang dari mana-mana itu suka naik, jadi itu terserah mekanisme pasar yang berlaku pada saat itu,” ujarnya.
Entan menyebutkan, para pedagang yang datang ke pasar hewan ini umumnya berasal dari beberapa daerah yang ada di Kabupaten Garut. Sedangkan untuk pembeli tidak hanya dari dalam kota saja, bahkan paling jauh ada yang dari luar provinsi.
“Kalau (Pasar Hewan) Wanaraja pedagang yang datang itu sekitar Wanaraja, Karangpawitan, Pangatikan, dan Sukawening, (kalau) pembeli ada yang dari dalam Garut ada juga yang dari luar Garut bahkan ada dari luar provinsi,” katanya.
Tatang (57), salah satu penjual asal Desa Wanamekar, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, mengatakan, tidak ada persyatan khusus untuk menjadi penjual di Pasar Hewan Wanaraja.
“Kalau di sini mah enggak (ada persyaratan khusus untuk penjual), jual beli biasa, kecuali kalau ada domba yang kelihatannya agak kurang sehat, bisa perjanjian, bila mana kambing besoknya makannya nggak rakus, bisa dikembalikan lagi pada yang jual,” ujarnya.
Tatang yang sudah melakukan jual beli di Pasar Hewan Wanaraja sejak tahun 1977 tersebut, mengaku, hari ini ia sudah menjual dua ekor domba dengan harga Rp6,4 juta.
Sementara itu, Eko, salah satu pembeli yang berasal dari Bogor TImur, Kota Bogor, menuturkan, alasan dirinya membeli Domba di Kabupaten Garut, karena ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Domba Garut, salah satunya dari postur tubuh.
“Menangnya di postur tubuh mas, postur tubuh panjang, tinggi, terus yang utama tanduknya lumayan juga bagus. Dibandingkan dengan domba di daerah Bogor memang sangat signifikan (bedanya),” katanya.
Menurut Eko, dirinya membeli domba Garut dari Pasar Hewan Wanaraja sudah sejak tahun 2011 silam, dan ia membeli Domba Garut untuk dijual kembali di Kota Bogor dan Jakarta.
Ia menyebutkan, hari ini membeli sebanyak 20 ekor domba Garut pejantan yang akan dibawa ke kotanya dengan harga yang cukup bervariasi, mulai dari harga 1 jutaan sampai 3 jutaan.
“Ya kisaran karena semuanya mahal saya mengikuti harga-harga pasaran di sini, ya ada kenaikan mas. hari ini saya dapat 20 ekor, yang tadi saya beli yang paket 2 juta, paket 1,7 juta paket 3 juta, 3,5 juta,” ujarya.
Eko berharap, ada generasi penerus yang bisa melanjutkan pelestarian domba Garut, karena menurutnya saat ini Domba Garut sudah semakin langka.***
Editor: denkur