Atalia juga mengungkapkan, kendati saat ini di gadget tersaji semua informasi, namun tidak semua orang memanfaatkannya untuk kepentingan membaca.
DARA- Pameran Buku Internasional Big Bad Wolf Books yang diselenggarakan di Parahyangan Convention Kotabaru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) secara resmi dibuka oleh Bunda Literasi Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya, Jum’at (2/9/2022).
Atalia menyatakan, pameran yang jumlahnya mencapai jutaan buku tersebut sangat tepat sebagai upaya meningkatkan minat baca masyarakat.
Selama ini, minat baca masyarakat Jabar masih terbilang rendah, meskipun tahun terakhir mulai ada peningkatan.
“Awal tahun 2020 itu (minat baca masyarakat Jabar) 8 poin dan sekarang sudah 9 poin,” ujar istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini.
Hal itu menunjukan bahwa upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca, sudah ada peningkatan.
Namun tentunya belum cukup sesuai harapan, sehingga masih perlu adanya upaya mendorong minat baca tersebut.
Melalui pameran Big Bad Wolf Books, Atalia berharap banyak bisa menambah literasi bagi masyarakat. Mereka bisa memilih beragam buku bacaan, mulai dari buku anak-anak, remaja dan dewasa.
Paling tidak, masyarakat antuasias dulu untuk datang ke pameran ini.
“Jadi dengan melihat banyaknya buku bacaan disini dari berbagai genre dan jenis bahasa, saya harap ini bisa menimbulkan dulu keinginan mereka, meskipun mungkin di awal mereka hanya lihat-lihat saja,” ucapnya.
Ia meyakini, lama-lama dengan seringnya melihat-lihat pameran buku, bisa menumbuhkan rasa ingin membaca dan bisa ketagihan mencari buku bacaan.
Kehadiran pameran semacam ini, alangkah baiknya diselenggarakan secara rutin. Minimal bisa hadir kembali di tempat yang sama setiap tahun sekali.
‘Kita akan menanti dan akan menimbulkan kerinduan kita semua untuk momen berikutnya,” tuturnya.
Atalia juga mengungkapkan, kendati saat ini di gadget tersaji semua informasi, namun tidak semua orang memanfaatkannya untuk kepentingan membaca.
Berdasarkan data yang didapatkannya dari Kementerian Kominfo, jumlah warga Indonesia yang memiliki gadget itu lebih dari 60 juta.
Rata-rata dipergunakan bukan untuk membaca namun lebih kepada mencari berita hanya judulnya saja. Akibatnya, mereka kurang mendalami tentang sebuah informasi secara utuh.
“Oleh karenanya kebiasaan itu (membaca buku) harus dihadirkan, supaya kita tidak mudah terprovokasi,” tegasnya
Menurutnya, mereka yang kurang memiliki literasi, cenderung mudah terprovokasi. Karena mereka tidak tahu isinya secara mendalam.
Gerakan untuk meningkatkan minat baca dan menambah literasi inipun yang menjadi program Bunda Literasi. Terutama program yang meningkatkan minat baca bagi anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa.
Sebagai contoh, di setiap rumah pihaknya mengimbau agar mereka memiliki sudut
membaca atau perpustakaan kecil dan lainnya. Dengan begitu, bakal timbul minat baca pada anak dan lama-kelamaan mereka terbiasa membaca.
Sementara, Public Realtion (PR) Big Bad Wolf Books, Andri Suharyono mengatakan, untuk pameran yang digelar mulai 2-11 September 2011 ini, pihaknya memiliki 35.000 buku judul baru.
Komposisi bacaan, terdiri dari 50 % untuk orang dewasa dan 50% lagi untuk anak-anak mulai usia 0 tahun.
Sebagai bentuk layanan bagi pengunjung, tersedia member. Pihaknya memberikan akses bacaan terbaik, berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau.
“Di sini ada buku dari arsitektur kemudian juga self motivation, hobby dan lainnya,” beber Andri.
Editor: Maji