“Untuk operasi pasar ini akan sediakan empat ton gula pasir per hari. Kalau kurang akan ditambah. Ini terus menerus sampai harganya turun,” kata Agus Suparmanto.
DARA | JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Agus Suparmanto mengungkapkan penyebab harga gula pasir mengalami kenaikan belakangan ini. Menurutnya, masalah tersebut dipicu oleh harga gula pasir di tingkat produsen yang sudah mencapai Rp11 ribu per kilogram.
Dilansir cnnindonesia.com, harga tersebut sudah terlalu tinggi sehingga membuat gula pasir di tingkat konsumen mahal. Selain harga di tingkat produsen, masalah juga dipicu rantai distribusi gula yang panjang.
Faktor lain juga dipicu oleh pemberlakuan karantina wilayah di beberapa negara. Hal tersebut menghambat proses impor gula sehingga harganya di dalam negeri naik.
Agus mengatakan, untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya menggelar operasi pasar. Kebijakan ditempuh setelah pada peninjauannya di salah satu pasar di Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu, ia menemukan harga gula pasir masih mencapai Rp16 ribu-Rp17 ribu per kilogram.
“Untuk operasi pasar ini akan sediakan empat ton gula pasir per hari. Kalau kurang akan ditambah. Ini terus menerus sampai harganya turun,” katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/5/2020).
Agus menyebut, operasi pasar digelar di beberapa titik seperti Pasar Jatinegara dan Bekasi. Selain operasi pasar, pihaknya juga menerjunkan Satgas Pangan untuk menekan harga gula.
Dirinya berharap upaya yang dilakukan dapat menurunkan harga gula hingga di tingkat konsumen. Harga gula pasir beberapa bulan belakangan ini memang melambung tinggi.
Di tingkat konsumen, bahkan harga gula sempat menembus Rp20 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh di atas level eceran tertinggi (HET) sebesar Rp12.500 yang ditetapkan pemerintah.***