DARA | CIANJUR – Penantian orangtua dan keluarga AR (3), bocah kelamin ganda asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk mengetahui hasil cek kromosom bocah itu akhirnya tiba.
Rencananya, pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan mengeluarkan hasil cek kromosom bocah AR hari ini, Kamis (19/09/2019). Hasil tersebut nantinya sebagai dasar untuk menentukan apakah AR harus menjadi laki-laki atau perempuan.
“Orangtuanya sudah berangkat tadi pagi ke RSHS, untuk mengambil hasil cek kromosom. Kemungkinan, mereka akan kembali sore nanti. Mudah-mudahan saja hasilnya baik,” kata Ela Hayati (47), bibi dari AR, kepada wartawan, Kamis (19/9/2019).
Ela berharap, hasil cek kromosom nantinya sesuai dengan apa yang diharapkan keluarga.
“Kalau dari pihak keluarga inginnya laki-laki karena anaknya sendiri juga ingin jadi laki-laki. Kalau harus jadi perempuan kami khawatir akan mengganggu psikologi dari anaknya,” ujar Ela.
Pasalnya, kendati organ intim perempuan pada tubuh AR cenderung lebih berfungsi sebagai saluran kencing, namun sejak lahir ia dinyatakan sebagai laki-laki sehingga oleh orangtua dan keluarga serta lingkungannya diperlakukan dengan pola asuh sebagai seorang anak laki-laki, sehingga sifat dan perilaku layaknya seorang anak lelaki lebih kentara.
“Anaknya juga selalu bilang ingin jadi laki-laki, ingin jadi cowok, lalaki, begitu kalau bicara ke keluarga. Kalau ada yang candain bilang dia perempuan pasti marah,” ujarnya.
Setelah hasil cek kromosom keluar, langkah selanjutnya AR harus sesegera mungkin menjalani operasi kelamin.
“Harapan kami sebagai keluarga agar AR bisa cepat-cepat di operasi. Kita sedang sana-sini mencari donatur untuk biayanya,” ujarnya.
Sebelumnya, pihak Puskesmas Cipeuyeum menyebutkan, kendati kondisi AR dapat dikatakan belum mendesak, namun perlu segera dilakukan tindakan operasi agar si anak tidak minder atau kebingungan atas kondisi tubuhnya. Terlebih, kondisi AR saat ini tengah memasuki fase palis pada tahapan perilaku psikoseksualnya, dan sedang dalam masa toilet training.
Sejak lahir AR didiagnosa mengalami Hipospadia dan kelainan Undescended Testis (UTD). Hipospadia sendiri merupakan kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis. Sedangkan Undescended Testis (UDT) merupakan suatu kondisi di mana penis tidak berada dalam kantung pelir.
Diberitakan sebelumnya, AR (3), bocah malang asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami kelainan di bagian organ vitalnya.
Kendati punya dua alat kelamin, namun organ intim perempuan pada tubuhnya cenderung lebih berfungsi sebagai saluran kencing.
Namun, sejak lahir AR dinyatakan sebagai laki-laki, dan oleh orangtua dan lingkungannya diperlakukan dengan pola asuh sebagai seorang anak laki-laki.***
Editor: denkur/Wartawan: Purwanda