Pembangunan flyover Kopo akan dimulai November ini. Jalan layang sepanjang 1,7 kilometer itu bakal melintasi persimpangan Kopo dan Cibaduyut.
DARA | BANDUNG – Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp262,2 miliar itu menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan.
“Mudah-mudahan mampu menghubungkan antar wilayah secara terintegrasi,” ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial, di sela acara Penandatanganan Kontrak Paket Pekerjaan Pembangunan Flyover Kopo, di Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).
Terkait pembebasan lahan, Oded mengungkapkan, dibiayai bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung. Oded berharap hadirnya infrastruktur tersebut mampu melancarkan penataan lalu lintas di Kota Bandung.
“Terkait tentang pembebasan lahan, itu sudah lama lahan itu dibebaskan. Kebijakannya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung dengan komposisi 80 persen provinsi dan 20 persen Kota Bandung,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai BBPJN DKI Jakarta-Jabar Hari Suko Setiono mengungkapkan, progres pembebasan lahan pembangunan sudah berjalan 95 persen.
“Sisanya lima persen itu ada 14 bidang lagi, akan segera kita bebaskan,” tuturnya.
Kondisi saat ini, lanjut Hari, pembangunan sudah berjalan. Rencananya, pembangunan akan memakan waktu 659 hari kalender mulai dari 13 November 2020 hingga 2 September 2022.
“Ini sebagai program strategis, khususnya di kota metropolitan seperti Kota Bandung,” katanya.
Perlu diketahui, pembangunan flyover terdiri dari jembatan sepanjang 1,30 km dan sepanjang 0,40 km frontage. Flyover kopo dibangun menggunakan bore pile diameter 1,2 meter, dengan panjang 24-25 meter (FO) spun Pile diameter 0,50 meter, panjang 17 – 18 meter (Pile Slab).
Struktur jembatan dengan tekhnik, single pier jarak antar Pier 45,5 m dan 50 m balok PCI girden 45,5 m. Untuk di atas eksisting jalan balok PCU Girden 49 m untuk eksisting persimpangan raya Kopo dan Cibaduyut.***
Editor: denkur