Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak mungkin dilakukan terus menerus selama pandemi masih berlangsung. Pasalnya, aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang ketat justru berisiko memberi dampak negatif ke berbagai tatanan masyarakat, baik kesehatan, ekonomi, hingga psikologis sosial.
DARA | JAKARTA – Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam video conference Penganugerahan Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 via YouTube, Senin (22/6/2020).
“Oleh karena itu, dunia menyiapkan diri untuk beradaptasi dengan pandemi ini. Sebab, berbagai negara melakukan inovasi untuk beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru (new normal),” kata Tito seperti dikutip dara.co.id dari merdeka.com, Senin (22/6/2020).
Menurutnya, keinginan pemerintah untuk menerapkan new normal juga dilandasi berbagai pandangan para ahli kesehatan asal dalam negeri maupun luar negeri terkait riset soal waktu berakhirnya pandemi.
Para ahli kompak menyatakan pandemi ini tidak berakhir dengan segera jika vaksin anti Covid-19 tidak segera ditemukan.
Sejumlah negara telah meramalkan pandemi akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan, sehingga PSBB dan lockdown, disebutkannya bukan opsi terbaik untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi sulit akibat Covid-19.
Masih dikuti dari merdeka.com, Tito berharap masyarakat dapat kooperatif dalam menerapkan protokol kesehatan di era new normal. Alhasil, ekonomi nasional dapat kembali produktif dan terhindar dari dampak buruk pandemi Covid-19.
Mendagri menambahkan, nantinya pemerintah akan aktif menyelenggarakan berbagai simulasi untuk mensosialisasikan panduan menjalankan protokol kesehatan di era new normal. Langkah strategis ini bertujuan membuat masyarakat adaptif dalam menyongsong era kenormalan baru.
“Nantinya upaya prakondisi ini, diinisiasi oleh pemerintah pusat melalui kementrian dan lembaga. Sedangkan di pemerintah daerah pada semua tingkatan lembaga,” tandasnya.***
Editor: denkur