DARA | JAKARTA – Arah politik partai pasca pilpres, saat ini tertuju pada perebutan kursi menteri. Jatah-jatahan pun mengemuka, meski terucap dengan malu-malu.
Megawati umpanya, dalam Kongres V PDIP di Bali tempo hari, ia dengan blak-blakan meminta jatah kursi menteri kepada presiden terpilih Jokowi. Bahkan, hingga menyebut jumlah: minta lebih dari empat, katanya.
Permintaan Megawati itu tentu saja gayung bersambut. Jokowi mengiyah-kan bahwa PDIP akan mendapat jatah menteri lebih dari empat. Perkataan itu bahkan ditutup dengan kalimat: jaminannya saya, kata Jokowi.
Lalu bagaimana dengan partai lain, partai koalisi seperti Nasdem, PPP atau PKB? Apakah diperlakukan istimewa seperti terhadap PDIP?
Sentilah lembut namun mengena diucapkan politikus Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago. Menurutnya, partai tidak boleh bicara soal jumlah jatah menteri. Tapi, seharusnya lebih kepada koordinasi antarmenteri.
Irma mengatakan, program Jokowi yang komprehensif hanya bisa dijalankan bila koordinasi antarkementerian bisa dibangun dengan baik. Maka itu, ia menekankan, para partai politik harusnya mendorong koordinasi antarpartai daripada klaim jumlah menteri.
“Makanya jangan bicara jumlah, harusnya bicara duduk bersama sama kemudian mengkoordinasikan satu menteri dengan menteri lainnya. Itu menjadi lebih penting agar tidak membebani presiden nantinya,” kata Irma, dilansir republika, Sabtu (10/8/2019).
Boleh jadi sentilan Irma itu sebetulnya ditujukan untuk Megawati yang secara terbuka meminta jatah menteri berikut jumlahnya.
Sementara itu, Sekjen PPP Asrul Sani mengaku sudah mendapat jumlah posisi menteri yang diberikan Jokowi. Namun, posisi menterinya belum tahu.
Arsul enggan menyebutkan jumlah menteri yang disediakan untuk PPP. Partai berlambang Kabah itu memilih menunggu terlebih dahulu kejelasan pos yang diberikan pada partai.
Berebut jatah kursi menteri kini sedang membumi di tanah air. Jokowi sebagai pemegang hak prerogratif diyakini pada akhirnya tak bisa berbuat apa karena tekanan demi tekanan akan muncul dari partai-partai koalisi.***
Editor: denkur