Mengenal Dua Macam Ruh dan Arti Kematian

Senin, 30 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Iman Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah swt menciptakan manusia sebagai makhluk yang terdiri dari jasad dan ruh.


Ruh inilah yang menghasilkan dan mendukung kegiatan-kegiatan psikis dan yang menghidupkan jasad manusia.

Ketika ruh berpisah dengan jasad manusia, maka itulah yang disebut dengan kematian.

Mati adalah sebuah peristiwa saat ruh berpisah dengan jasad.

Mengutip penjelasan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ruh terdiri dari dua macam.

Pertama, ruh yang mendapat kenikmatan dari Allah dengan diberi kebebasan serta tidak dibelenggu sehingga mereka bisa saling bertemu dan mengingat apa yang terjadi di dunia.

Kedua, ruh yang mendapat siksaan dan disibukkan dengan siksaan yang menimpanya dan tidak bisa saling berkunjung dan bertemu.

Ruh orang yang meninggal bisa bertemu dengan ruh manusia yang masih hidup. Dijelaskan oleh banyak ulama dengan berbagai dalil dari kitab-kitab yang di antaranya menyebutkan pertemuan tersebut terjadi saat manusia masih hidup tertidur.

Ruh orang yang meninggal dunia bisa bertemu dengan yang masih hidup dalam mimpi. Karena mimpi terdiri dari tiga jenis.

Pertama, mimpi dari Allah yang di antaranya bertemu dengan ruh orang-orang yang sudah meninggal dunia.

Di antara ciri mimpi yang datang dari Allah adalah perasaan senang dan bahagia saat bermimpi. Hal itu terbawa sampai orang yang bermimpi tersebut terbangun dari tidur.

Kedua, mimpi berupa terbawanya aktivitas keseharian dalam tidur dan mimpi yang berasal dari setan yang di dalamnya diwarnai dengan ketakutan-ketakutan.

Terkait dengan berpisahnya ruh dari jasad semua merupakan rahasia Allah swt.

Kematian ini diibaratkan seperti umur buah kelapa yang tidak tahu kapan akan jatuh dari pohonnya. Ada yang masih berbentuk bunga sudah jatuh.

Namun, ada juga yang sudah tua sampai dengan tumbuh di atas pohon tidak jatuh-jatuh.

Demikian dipaparkan Kiai muda NU Provinsi Lampung, KH Ahmad Ishomuddin, saat memberi mauidzah hasanah pada Yasinan malam ke-7 atas wafatnya Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH Sobri Dinal Musthofa, di Komplek Pesantren Yasmida, sebagaimana dikutip dari nu.or.id, Senin (30/1/2023).

Editor: denkur | Foto: BincangSyariah

Berita Terkait

Kurikulum Berbasis Toleransi, Kemenag Terbitkan Buku Teks PAI dan Budi Pekerti
Inilah Sederet Doa Nabi Muhammad yang Cocok Dibaca di Hari Maulid Nabi
Khutbah Jumat: Tiga Perkara Di Balik Sikap Istiqamah
Daftar ke KPU Jakarta, Bang Emil-Suswono Diantar Ondel-ondel, Pramono Anung-Rano Karno Naik Oplet Si Doel
Program Qur’an Call dan Tuli Mengaji Raih Penghargaan dalam Ajang Zakat Awards 2024
UPTQ UIN SGD Bandung Mencetak Generasi Qurani
Catatan Diskusi Paramadina: “Etika Islam tentang Perang dan Damai”
Seperti Ini Saat Santriwati Tunanetra Diwisuda Tahfizh Nasional 2024 Kategori 30 Juz
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 13:41 WIB

Kurikulum Berbasis Toleransi, Kemenag Terbitkan Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

Senin, 16 September 2024 - 12:54 WIB

Inilah Sederet Doa Nabi Muhammad yang Cocok Dibaca di Hari Maulid Nabi

Jumat, 30 Agustus 2024 - 10:51 WIB

Khutbah Jumat: Tiga Perkara Di Balik Sikap Istiqamah

Rabu, 28 Agustus 2024 - 17:37 WIB

Daftar ke KPU Jakarta, Bang Emil-Suswono Diantar Ondel-ondel, Pramono Anung-Rano Karno Naik Oplet Si Doel

Jumat, 19 Juli 2024 - 18:44 WIB

Program Qur’an Call dan Tuli Mengaji Raih Penghargaan dalam Ajang Zakat Awards 2024

Berita Terbaru